Liputan6.com, Jakarta Perusahaan konstruksi asal China, Huaqing Housing Holding Co, Ltd. akan membangun perumahan di Indonesia. Perusahaan tersebut siap membiayai dan membangun 18 juta unit rumah dalam beberapa tahun ke depan.
Executive Chairman Yida Construction (Overseas) PTE, salah satu mitra dari Huaqing Housing, Thana Balan mengatakan, rumah yang akan dibangun tersebut diutamakan bagi anggota militer, polisi dan juga masyarakat umum.
Advertisement
"Proyek yang akan kita mulai tergantung dari saran Bappenas. Di mana yang diutamakan housing untuk militer, polisi dan juga publik. Jadi kita akan mulai dari 18 juta perumahan," ujar dia di Kantor Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas, Jakarta, Senin (18/9/2017).
Menurut Thana, Huaqing Housing memiliki teknologi pembangunan perumahan yang lebih cepat, kuat dan dengan kualitas yang sangat baik dan diklaim tahan api dan tahan gempa. Selain itu, material yang digunakan juga sebagian besar akan berasal dari dalam negeri sehingga diharapkan tidak ada impor bahan baku untuk pembangunan proyek ini.
"Kita akan gunakan idea system di mana material itu dihasilkan di Indonesia dan kita akan pastikan di material akan dibagi peluang kepada pengusaha-pengusaha di sini, di mana kita tidak akan impor dari sana untuk ke sini. Kita akan berfokuskan memberikan peluang atau pekerjaan konstruksi untuk dongrak. pada saat yang sama, kita akan buat pembinaan ini mengikuti kemampuan rakyat," jelas dia.
Sementara itu, Direktur Huaqing Housing Holding Co.Ltd, Chunyu Zhu menyatakan, proyek pembangunan perumahan ini diharapkan bisa mengurangi backlog atau kurang pasok yang tengah dihadapi oleh Indonesia sekitar 11,4 juta unit.
"Untuk kali ini, kami datang justru karena adanya kekurangan 11 juta sekian, tujuan utamanya. Setelah penandatanganan MoU ini, akan kami secepatnya merealisasikan kekurangan perumahan tersebut dengan teknologi yang kami punya," kata dia.
Untuk tahap, lanjut Zhu, pihaknya akan mulai membangun 100 unit rumah sebagai percontohan. Lokasinya akan ditentukan setelah adanya pertemuan lanjutan dengan pemerintah Indonesia dalam hal ini Kementerian PPN/Bappenas.
"Dalam tahun ini, kami akan merealisasikan sebagai prototipe sebanyak 100 unit. Dalam kurun waktu tiga bulan, kami akan kembali untuk jalankan program-programnya. (Lokasi?) Itu tergantung dari pemerintah, Bappenas, tempat yang dituju atau ditunjuk untuk direalisasikan," tandas dia.