Perusahaan Global Klaim Bisa Bangun Rumah Murah Tahan 100 Tahun

Teknologi konstruksi yang diterapkan di Eropa dan Amerika membuat biaya pembangunan rumah lebih mahal.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 18 Sep 2017, 20:00 WIB
Biaya-biaya Lain berikut ini perlu Anda perhatikan saat renovasi rumah. (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Huaqing Housing Holding Co, Ltd, perusahaan konstruksi asa China memiliki teknologi membangun rumah yang murah, cepat dan tahan lama. Bahkan perusahaan tersebut mengklaim rumah yang akan dibangunnya di Indonesia mampu bertahan hingga 100 tahun.

Direktur Huaqing Housing Holding Co. Ltd, Chunyu Zhu menyatakan, pihaknya memiliki teknologi konstruksi rumah dengan nama Assembly Building System (ABS) Construction Technology. Teknologi ini merupakan hasil penelitian di salah satu perguruan tinggi di China sejak 20 tahun lalu.‎

‎"Teknologi ini di China khsusunya dari Tsinghua University meneliti selama 20 tahun untuk mendapatkan teknik ini untuk bangun rumah yang cepat murah dan kuat, tahan lama," ujar dia di Kantor Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasiona (PPN)/Bappenas, Jakarta, Senin (18/9/2017).

Zhu mengklaim, dengan teknologi ABS ini, rumah yang bangun tidak hanya mampu bertahan 10 tahun atau 20 tahun, tetapi hingga 100 tahun. Selain itu, rumah tersebut disebut-sebut tahan gempa dan tahan api.

"Ini tahan lamanya itu tidak hanya 10-20 tahun tapi bisa sampai 100 tahun, tahan angin, panas api dan gempa sampai dengan 9 skala richter," lanjut dia.

Dia mengatakan, teknologi seperti ini sebenarnya juga telah dikembangkan di Eropa dan Amerika. Namun, teknologi konstruksi yang diterapkan di negara-negara tersebut membuat biaya pembangunan rumah lebih mahal.

"Teknologi ini sebenarnya di Amerika Serikat, Jepang dan Kanada, Italia juga. Tapi harganya sangat tinggi, sehingga tidak bisa diimplementasikan di negara lain yang penduduknya sangat banyak," kata dia.

Sementara itu, dengan teknologi yang dimiliki China, diklaim bisa memangkas biaya pembangunan rumah sehingga lebih murah.‎ Selain itu, bahan baku yang dibutuhkan dalam pembangunan juga berasal dari Indonesia sehingga tidak perlu diimpor dari negara lain.

"Di dalam penelitian selama 20 tahun ini mereka mendapatkan material untuk bisa bangun dengan nilai yang sangat rendah," ungkap dia.

Sementara itu, Executive Chairman Yida Construction (Overseas) PTE, salah satu mitra dari Huaqing Housing, Thana Balan mengatakan, kisaran harga ‎rumah yang dibangun Huaqing tidak akan jauh berbeda dengan yang dibangun oleh para pengembang lokal. Dengan demikian diharapkan rumah tersebut juga menyasar segmen masyarakat menengah ke bawah.

"Cost akan sama seperti anda membeli rumah yang kosong, tidak ada fasilitas. Kita akan jadikan harga itu supaya pas dengan masyarakat.‎ Ada tiga kategori, dari peringkat ke bawah hingga ke atas. jadi tergantung daripada desain, dengan struktur yang diperlukan," tandas dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya