PM Dominika: Badai Maria Terbangkan Atap Rumahku

Badai Maria kini tengah menerjang pulau-pulau di Karibia dengan kekuatan tertinggi level 5.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 19 Sep 2017, 13:15 WIB
Perkiraan jalur Badai Maria. (NHC)

Liputan6.com, San Juan - Setelah menerjang Kepulauan Leeward di timur Karibia pada Senin 18 September 2017 waktu setempat, Badai Maria dengan Kategori 5 yang berbahaya menerjang pulau kecil Dominika.

Seperti dikutip dari AP News, Selasa (19/9/2017), peramal cuaca memperingatkan bahwa kekuatan Badai Maria kemungkinan masih akan menjadi lebih kuat lagi. Diperkirakan akan menjadi badai besar pada Selasa pagi waktu setempat.

Badai diperkirakan melintasi jalur yang sama saat menerjang hari Selasa, di dekat banyak pulau yang baru-baru ini hancur akibat Badai Irma. Setelah itu kemungkinan bergerak ke Puerto Riko pada Rabu 20 September.

Angin kencang dan hujan deras menghantam pulau bergunung-gunung itu selama berjam-jam, menyebabkan banjir dan merusak atap rumah-rumah warga. Salah satunya adalah kediaman Perdana Menteri Dominika, Roosevelt Skerrit.

Serangkaian posting Facebook oleh Pak PM Skerrit menggambarkan betapa dahsyatnya Badai Maria.

"Angin tanpa ampun! Kita akan bertahan dengan kasih karunia Tuhan," tulis Skerrit pada awal serangkaian posting yang semakin mengerikan.

Beberapa menit kemudian, dia mengirim pesan bahwa dia bisa mendengar suara atap baja galvanis yang melindungi rumah-rumah di pulau kecil itu terangkat.

Dia kemudian menuliskan status bahwa rumahnya rusak. "Keras! Keras! Keras!" merujuk pada suara amukan Badai Maria menghancurkan atap rumahnya. 

Setengah jam kemudian, dia menuliskan: "Atap saya hilang. Saya mengalami seluruh dampak badai. Rumah pun banjir."

Tujuh menit kemudian PM Skerrit memberitahu bahwa dirinya dievakuasi oleh pihak berwenang.

Menurut keterangan seorang polisi, Inspektur Pellam Jno Baptiste, tak ada laporan mengenai korban jiwa hingga Senin malam waktu setempat. Kendati demikian masih terlalu berbahaya bagi petugas untuk melakukan penilaian penuh saat badai tersebut berkecamuk di luar.

"Di mana kami berada, tak bisa bergerak," jelas Pellam dalam sebuah wawancara telepon singkat.

Sejauh ini pemerintah Dominika telah menutup sekolah dan kantor pemerintah. Warga yang berada di daerah berpotensi bahaya pun diminta segera menuju tempat penampungan.

"Jangan menganggap remeh badai yang mendekat ini. Perairan di Dominika ini berbahaya," imbau PM Skerrit memperingatkan.

Pada bulan Agustus 2015, Badai Tropis Erika mengakibatkan banjir dan tanah longsor yang menewaskan 31 orang. Lebih dari 370 rumah di pulau kecil bergunung-gunung itu juga dilaporkan hancur.

Pejabat di dekat Guadeloupe mengatakan bahwa pulau milik Prancis itu akan dilanda banjir dahsyat. Warga pun diperingatkan soal potensi banjir yang mampu merendam wilayah tersebut dalam semalam.

Di kepulauan lain di Karibia, Martinique, pihak berwenang memerintahkan orang untuk tetap tinggal di dalam rumah dan mengatakan bahwa mereka harus mempersiapkan diri terputus dari aliran listrik dan air. Sekolah dan layanan publik yang tidak penting juga sudah ditutup.

Pihak berwenang Puerto Riko, wilayah selanjutnya yang akan diterjang Badai Maria, memperingatkan penduduk rumah kayu atau yang berdinding tipis untuk pindah ke tempat berlindung yang aman.

"Anda harus mengungsi. Jika tidak, Anda akan mati," kata Hector Pesquera, komisaris keselamatan publik pulau itu.

Sejauh ini Puerto Riko telah melakukan persiapan persediaan kebutuhan dasar menghadapi badai, termasuk air, susu, susu formula bayi, makanan kaleng, baterai dan senter.

US National Hurricane Center atau Pusat Badai Nasional AS mengatakan bahwa Badai Maria memiliki kecepatan angin maksimum 160 mph (260 kph) pada Senin malam. Mata badai itu berada di atas Dominika dan sekitar 270 mil (435 kilometer) tenggara St. Croix di Kepulauan Virgin AS, lalu diperkirakan menuju sisi barat di barat laut pada 9 mph (15 kph).

Sebelumnya pada hari itu, pusat badai tersebut telah memperingatkan: "Maria sedang mengembangkan mata lubang jarum yang ditakuti."

"Itu adalah tanda badai yang sangat kuat yang kemungkinan akan semakin kuat," kata peneliti badai Universitas Miami, Brian McNoldy.

Mata Badai Maria menyusut ke tempat sempit sejauh 10 mil (16 kilometer). "Tapi jangan anggap badai itu melemah," kata McNoldy.


Peringatan Badai

Selain Puerto Riko dan Dominika, peringatan badai juga dikirim ke British dan US Virgin Islands, Guadeloupe, St. Kitts, Nevis dan Montserrat.

Peringatan badai tropis dikeluarkan untuk Antigua dan Barbuda, Saba, St. Eustatius, St. Maarten, St. Lucia, Martinique dan Anguilla.

Angin topan badai tersebut meluas sekitar 30 mil (45 kilometer) dari mata, dan angin badai tropis sejauh 125 mil (205 kilometer).

Peramal cuaca memperkirakan, gelombang laut bisa mencapai permukaan air sejauh 1,8 sampai 2,7 meter di dekat pusat Badai Maria. Membawa curah hujan 25 sampai 38 cm untuk beberapa pulau, dengan kemungkinan jumlah yang lebih tinggi di tempat-tempat yang terisolasi.

Gubernur US Virgin Islands, Kenneth Mapp mengatakan, saat ini Badai Maria diperkirakan akan melaju sekitar 35 kilometer ke selatan St Croix pada Selasa malam dan Rabu dini hari.

"Kami akan memiliki malam yang sangat panjang," kata Mapp seraya mendesak orang-orang di wilayah tersebut untuk segera menyelesaikan persiapan menghadapi badai.

Melansir dari CNN, Presiden AS Donald Trump mengeluarkan sebuah deklarasi darurat untuk wilayah AS di Kepulauan Karibia. Ia juga meminta bantuan federal guna meningkatkan inisiatif respons badai di wilayah tersebut.

Keganasan terjangan Badai Maria disebut-sebut mirip dengan Badai Andrew, topan Kategori 5 yang melanda Bahama dan Florida pada tahun 1992. Menurut ahli meterorologi di CNN, Pedram Javaheri. Kecepatan angin Badai Maria mendekati badai tersebut saat menghantam Florida selatan -- 165 mph.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya