Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (Persero) mencatat penjualan listrik hingga Agustus 2017 sebesar 146,366 Giga Watt hour (GWh). Realisasi tersebut menurun dibanding tahun lalu. Salah satu penyebabnya adalah, menurunnya pengunjung pusat perbelanjaan karena lebih memilih belanja online.
Direktur Bisnis Regional Maluku Papua Ahmad Rofik mengatakan, penjualan listrik mencapai 216 GWh, tumbuh 6,49 persen pada 2016. Sedangkan hingga Agustus 2017 146,366 GWh tumbuh 2,8 persen.
"Pertumbuhan penjualan listrik sampai Agustus 2,8 persen. Memang ini menurun dibanding 2016 dan tahun-tahun sebelumnya," kata Ahmad, di Kantor Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Jakarta, Selasa (19/9/2017).
Baca Juga
Advertisement
Ahmad mengungkapkan, penjualan turun tersebut diakibatkan oleh penurunan konsumsi listrik pada tiga golongan, yaitu rumah tangga, bisnis dan pelanggan industri.
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan PLN, penurunan konsumsi listrik tersebut disebabkan beberapa hal, antara lain penurunan konsumsi masyarakat, menurunnya pengunjung pusat perbelanjaan karena memanfaatkan fasilitas belanja online.
Dia menyebutkan pusat perbelanjaan yang menurun konsumsi listrik sebesar 40,59 persen, antara lain Grand Indonesia, Gandaria City, Senayan City.
"Konsumen yang mulai bergeser ke e-commerce. Jadi ada beberapa shopping center yang mulai sepi, dan menyebabkan terjadinya penurunan pemakaian listrik," ujar dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
PLN Kantongi Penjualan Listrik Rp 118,5 Triliun
PT PLN (Persero) mencatat, penjualan tenaga listrik selama periode enam bulan 2017 sebesar Rp 118,5 triliun. Angka ini mengalami kenaikan sebesar Rp 13,8 triliun atau 13,22 persen, dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 104,7 triliun.
Direktur Keuangan PLN Sarwono mengatakan, pertumbuhan penjualan ini berasal dari kenaikan volume penjualan selama semester 1 2017 menjadi sebesar 108,4 Terra Watt hour (TWh) atau naik 1,17 persen dibanding dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 107,2 TWh.
"Kenaikan konsumsi kWh tersebut didominasi oleh konsumsi listrik di golongan tarif industri," papar Sarwono, di Jakarta, Jumat (28/7/2017).
Peningkatan penjualan tersebut sejalan dengan keberhasilan PLN selama semester pertama 2017 menambah kapasitas pembangkit sebesar 1.663 MW. Tambahan pasokan tersebut berasal dari pembangkit PLN sebesar 463 MW dan tambahan kapasitas dari Independent Power Producer (IPP) sebesar 1.199 MW, serta menyelesaikan 1.489 kilometer sirkuit (kms) jaringan transmisi dan Gardu Induk sebesar 5.750 MVA.
Peningkatan konsumsi kWh ini juga didukung dari adanya kenaikan jumlah pelanggan, sampai dengan akhir Semester I tahun 2017 telah mencapai 65,9 juta atau bertambah 1,6 juta pelanggan dari akhir tahun lalu sebesar 64,3 juta pelanggan.
Dia menambahkan, bertambahnya jumlah pelanggan ini juga mendorong kenaikan rasio elektrifikasi nasional dari 91,16 persen pada 31 Desember 2016 menjadi 92,79 persen pada 30 Juni 2017.
Advertisement