ISIS Manfaatkan Krisis Rohingya untuk Jaring Anggota Baru

Faktor dekatnya jarak Myanmar ke Malaysia menjadi celah bagi ISIS untuk menyebarkan pengaruh di Rakhine.

oleh Alexander Lumbantobing diperbarui 20 Sep 2017, 10:00 WIB
Datuk Ayob Khan Mydin Pitchay, Asisten Direktur Divisi Kontra Terorisme di Polisi Federal Malaysia. (Sumber Bernama/Rasul Azli Samad)

Liputan6.com, Ayer Keroh - Kelompok teroris ISIS semakin terpojok di Irak dan Suriah. Terkait hal ini, pihak intelijen internasional mengungkap kemungkinan bahwa para militan ISIS akan pulang ke kampung halaman masing-masing dan melanjutkan kegiatan teror mereka.

Muncul pula dugaan bahwa penderitaan warga Rohingya di Rakhine, Myanmar, yang tengah menjadi fokus perhatian dunia akan dieksploitasi oleh ISIS.

 

Diakui oleh pihak keamanan Malaysia, sejumlah warganya yang menjadi simpatisan ISIS telah menyerukan 'perang suci' demi membela kaum Muslim Rohingya.

Asisten Direktur Divisi Kontra Terorisme Datuk Ayob Khan Mydin Pitchay mengatakan bahwa kelompok militan ISIS telah memanfaatkan krisis Rohingya sebagai alat merekrut anggota baru.

Ayob juga menjelaskan bahwa ISIS telah menggunakan internet untuk membagikan foto-foto warga Rohingya yang sedang berada di bawah tekanan.

Kelompok tersebut bermaksud menarik simpati dan membujuk orang untuk menjadi bagian dari mereka.

Dikutip dari Bernama pada Rabu (20/9/2017), Ayob menjelaskan dalam acara "Seminar Kesedaran Ancaman ISIS Terhadap Golongan Belia" bahwa pihaknya juga memiliki informasi intelijen tentang kemungkinan keterlibatan beberapa warga Indonesia dalam kegiatan kelompok militan.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 


Kedekatan Jarak

Menurut Asisten Direktur Divisi Kontra Terorisme Datuk Ayob Khan Mydin Pitchay, dekatnya lokasi Myanmar ke Malaysia menjadi kesempatan bagi ISIS untuk menyebarkan pengaruh ke Rakhine.

"Myanmar lebih dekat ke Malaysia dibanding Suriah dan Filipina Selatan. Sekarang Rakhine telah menjadi destinasi teranyar untuk melakukan 'jihad' mereka."

Pada 10 September lalu, Ayob mengungkapkan penahanan seorang penjual cendol di Malaysia. Yang bersangkutan ditangkap karena diduga mempromosikan ISIS melalui pencetakan dan distribusi bendera-bendera ISIS.

Pria berusia 38 tahun itu juga berencana ambil bagian dalam kegiatan ISIS di Filipina dan Rakhine.

Dalam perkembangan lain, Ayob mengatakan bahwa rekrutmen anggota baru masih terus berlangsung walaupun pemimpin ISIS Asia Tenggara, Muhamad Wanndy Mohamad Jedi tewas terbunuh dalam serangan drone di Raqaa, Suriah, pada bulan April lalu.

Ia mengatakan ada empat warga Malaysia di Suriah yang giat mencari anggota baru dari Malaysia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya