Liputan6.com, Jakarta - Beberapa hari terakhir keluhan soal panasnya cuaca terjadi di Indonesia. Di Jakarta, suhu pada siang hari bisa mencapai 34 derajat Celsius.
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) cuaca menyengat itu juga dirasakan oleh mereka yang tinggal di Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.
Baca Juga
Advertisement
Dalam penjelasan singkat BMKG, fenomena cuaca panas dan terik itu merupakan fenomena cuaca alamiah yang biasa terjadi. Kondisi tersebut lebih sering terjadi pada pada bulan-bulan puncak musim kemarau.
Berdasarkan keterangan yang diposting di Facebook BMKG pada 18 September 2017, ada dua faktor yang mempengaruhi kondisi tersebut.
Pertama adanya gerak semu Matahari yang saat ini berada di sekitar khatuliswa -- sekitar tanggal 22-23 September berada tepat di khatulistiwa. Kondisi itu membuat radiasi Matahari yang masuk cukup optimum.
Hal tersebut ditandai dengan monitoring suhu maksimum yang berkisar antara 34 hingga 37,5 derajat Celsius.
Namun, suhu tersebut masih berada dalam kisaran normal suhu maksimum yang pernah terjadi berdasarkan data klimatologis, yakni antara 34 hingga 37,5 derajat Celsius.
Kedua, adanya aliran massa udara dingin dan kering yang bergerak dari Australia menuju wilayah Indonesia sebelah selatan khatulistiwa, terutama di sekitar Jawa, Bali, hingga Nusa Tenggara.
Kondisi tersebut ditandai dengan adanya kelembaban udara yang kurang dari 60 persen di ketinggian 3.000 meter dan 5.000 meter dari permukaan.