Mentan Minta Bengkulu Fokus Kembangkan 3 Komoditas Ini

Mentan menyebut untuk meningkatkan pendapatan petani, perlu dibuat koperasi yang bentuknya dikorporasikan dari beberapa koperasi petani

oleh Septian Deny diperbarui 19 Sep 2017, 17:30 WIB
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman usai berdiskusi dengan Pimpinan KPK, Jakarta, Jumat (24/2). Pertemuan tersebut membahas tatakelola pangan sebagai sektor strategis yang menjadi salah satu prioritas KPK. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Pertanian Amran Sulaiman, meminta pemerintah provinsi Bengkulu untuk fokus mengembangkan tanaman perkebunan sawit, karet dan kopi melalui pembentukan korporasi petani. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani di wilayah tersebut.

Hal ini disampaikan Amran dalam Rapat Koordinasi Perbenihan dan Perbibitan Wilayah Provinsi Bengkulu dengan para Bupati dan Kepala Dinas Pertanian se-Bengkulu

"Fokus tiga komoditas akan memudahkan ahlinya memonitor dan mengawasi perkembangan tanaman tersebut," ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (19/9/2017).

Menurut dia, untuk meningkatkan pendapatan petani, perlu dibuat koperasi yang bentuknya dikorporasikan dari beberapa koperasi petani. Sehingga petani dapat mengelola usaha taninya dengan baik dan berdampak pada peningkatan kesejahteraan petani tersebut.

"Karena dengan bentuk korporasi akan memudahkan berhubungan dengan bank dalam penambahan modal. Caranya adalah koperasi dikorporasikan, ini dibuat seperti perusahaan kemudian kerja sama dengan pabrik," jelas dia.

‎Selain itu, Amran juga meminta para Kepala dinas yang hadir agar terus membina petani untuk meningkatkan produksinya. Untuk komoditas kopi, saat ini Indonesia berada di urutan 4 besar sebagai negara produsen setelah Brazil, Kolombia, dan Vietnam.

Namun Amran meyakini, bila bisa dikelola secara baik, potensi kopi di Indonesia sangat mungkin untuk merajai dunia. "Vietnam produksi 3 ton, kita 0,6 ton, kalau ini naik 1 ton saja, kita masuk peringkat 2 dunia, karena luasan 1,2 juta ha. Kalau kita naik produktivitasnya menjadi 2 ton, kita nomor 1 dunia, kita merajai kopi dunia," kata dia.

Sementara itu, Plt. Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah mengungkapkan, saat ini pihaknya tengah melakukan program intensifikasi pertanian untuk komoditas sawit dan karet. Peremajaan dilakukan karena mutu yang dipergunakan oleh masyarakat 60 persen dari kebun itu produktivitasnya rendah sehingga diperlukan program replenting.

"Ini tidak lain karena masyarakat saat membangun dengan bibit asalan kebun kelapa sawit itu," kata dia.

Menurut Rohidin, pihaknya juga menyambut baik program pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Pertanian untuk melakukan peremajaan perkebunan khususnya perkebunan rakyat.

"Kami yakin betul kalau ini dilakukan, lahannya sangat subur, rata-rata lokasi perkebunan itu dekat akses jalan, sehingga sangat dimudahkan untuk cost transportasinya rendah," ungkap dia.‎

Selain kelapa sawit, Bengkulu juga memiliki komoditas karet yang 90 persen wilayah perkebunannya dimiliki rakyat. Targetnya, dalam waktu dekat akan didirikan pabrik pengolahan karet.‎

"Kopi juga, untuk Bengkulu ini merupakan provinsi ketiga terbesar penghasil kopi. Maka saya kira juga harus ada pengadaan bibit sawit, karet, kopi yang betul tersertifikasi," tandas dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya