NTB Butuh 1,2 Juta Masker bila Gunung Agung Meletus

Jika terjadi erupsi Gunung Agung, sejumlah wilayah di bagian barat Pulau Lombok rentan terkena dampak dari debu vulkanik

oleh Hans Bahanan diperbarui 19 Sep 2017, 19:30 WIB
Status Gunung Agung yang terletak di Kabupaten Karangasem, Bali, naik dari Waspada (Level II) ke Siaga (Level III), pada Senin malam, 18 September 2017. (Foto: Istimewa/BNPB)

Liputan6.com, Mataram - Status Gunung Agung di Karangasem, Bali, yang naik menjadi Siaga (Level III), turut menjadi perhatian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). BPBD NTB akan menyediakan masker bagi warga Lombok yang diperkirakan bakal terdampak.

"Jika terjadi erupsi Gunung Agung, sejumlah wilayah di bagian barat Pulau Lombok, rentan terkena dampak dari abu vulkanik yang berasal dari gunung tertinggi di Pulau Dewata tersebut, seperti wilayah Kota Mataram, Kabupaten Lombok Barat, dan Lombok Utara," ucap Kepala BPBD NTB, Muhammad Rum, Selasa (19/9/2017).

Rum menyebutkan, jumlah masker yang rencananya akan dibagikan saat ini hanya berjumlah 55 ribu masker. Jumlah tersebut dinilai masih kurang jika dikalkulasi dengan jumlah penduduk yang diperkirakan rentan terkena dampak kemungkinan erupsi Gunung Agung, yakni 1,2 juta jiwa.

Ia menjelaskan, untuk memenuhi stok masker, BPBD bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Provinsi NTB. Dinas Kesehatan juga menyediakan masker untuk dibagikan jika erupsi Gunung Agung sampai ke Lombok.

Selain itu, BPBD NTB saat ini terus-menerus berkomunikasi secara intensif dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terkait ketersiadaan masker tersebut.

Kabarnya, ada 300 ribu masker dari Dinas Kesehatan bila Gunung Agung erupsi atau meletus. "Tapi, tetap kurang dan kita tetap berkomunikasi dengan BNPB untuk memenuhi stok masker untuk wilayah Lombok ini," Rum menambahkan.


Bandara dan Pelabuhan Lombok Masih Normal

Kebakaran melanda hutan di lereng Gunung Agung yang terletak di Kabupaten Karangasem, Bali. (Foto: Istimewa/BNPB)

Sementara itu, aktivitas penerbangan di Bandara Internasional Lombok dan pelabuhan penyeberangan Lembar, NTB, masih beroperasi seperti biasanya usai penetapan status Siaga terhadap Gunung Agung, Bali, pada Senin, 18 September 2017.

"Saat ini belum ada dampak erupsi itu, aktivitas di bandara masih seperti seperti biasa," ujar Ngurah Ardita selaku Manajer PT Angkasa Pura, Bandara Lombok, Selasa (19/9/2017).

Peningkatan status Siaga terhadap Gunung Agung juga tak berdampak pada kegiatan di Pelabuhan Lembar-Padang Bai. Proses bongkar muat di pelabuhan tersebut masih normal seperti biasanya.

"Satu hari ada 12 kapal yang beroperasi di lintasan Lembar-Padang Bai dengan pencapaian trip 18 sampai dengan 24 trip per hari," ujar Dheny Josa, Humas ASDP Pelabuhan Lembar.

Selain itu, imbuh Dheny, lonjakan penumpang akibat pengungsian juga dipastikan masih belum ada. Sejak penetapan status Siaga terhadap Gunung Agung, jumlah penumpang dan kendaraan dari Lombok ke Bali juga tetap sama dan berada di jumlah rata rata seperti hari biasanya.

Dheny menjelaskan, jumlah pejalan kaki 300 orang per hari, sedangkan kendaraan roda dua rata-rata 250 unit per hari. "Untuk kendaraan kecil (KK) seperti sedan dan sejenisnya rata-rata 60 mobil per hari, sedangkan untuk truk rata-rata 150 perhari," ia menambahkan.

Dia mengatakan pula, pihaknya mengantisipasi sejak awal langkah-langkah yang akan dilakukan bila aktivitas vulkanik Gunung Agung di Bali, semakin meningkat hingga kemungkinan terjadi erupsi atau letusan.

Sebab, bila terjadi erupsi Gunung Agung, bisa mengganggu aktivitas penyeberangan.

"Hari ini di Bali, direncanakan dirapatkan oleh pihak-pihak terkait mengenai langkah-langkah strategis yang mesti ditempuh jika erupsi Gunung Agung sampai berdampak pada penyeberangan," Dheny Josa mengakhiri.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya