Liputan6.com, Jakarta Aktivitas perkotaan yang padat dan beban pekerjaan yang terus menumpuk terkadang menjadi alasan seseorang mengalami gangguan emosional.
Ketua Pusat Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PSDKJI), dr. Nova Riyanti Yusuf, juga memaparkan bahwa kehidupan perkotaan yang dinamis dan kompleks dapat memicu tekanan batin pada masyarakat. Akibatnya, masyarakat cenderung mengalami gangguan jiwa emosional.
Advertisement
Kelelahan ekstrem atau burnout akibat aktivitas perkotaan yang padat terus meningkat dalam lima tahun belakangan. Jika awalnya hanya sebesar 26 persen menjadi 37 persen. Selain itu, sebanyak 46 persen karyawan menganggap bahwa atasan mereka peduli masalah ini.
"Berdasarkan penelitian di Amerika, tiga dari sepuluh individu mengalami masalah kesehatan gangguan jiwa akibat masalah pekerjaan," kata Kepala Instalasi Kesehatan Jiwa Anak dan Remaja, dr. Isa Multazam Noor, Sp.K.
Masalah ini disampaikan dalam diskusi yang diadakan Rumah Sakit Jiwa Soeharto Heerjdan (RSJH), Grogol, Jakarta Barat, Senin (18/9/17) dalam rangka memperingati Hari Pencegahan Bunuh Diri yang jatuh pada 10 September dengan tema "Tantangan Kesehatan Jiwa Perkotaan Dalam Upaya Pencegahan Bunuh Diri."
Sejumlah dokter kesehatan jiwa menganggap ini merupakan masalah yang serius agar masyarakat urban yang tinggal di perkotaan tidak mengalami masalah gangguan jiwa hingga ingin melakukan bunuh diri.
(Michelle Tania)
Saksikan juga video berikut ini: