Liputan6.com, New York - Harga minyak turun tipis dari level tertinggi selama lima bulan. Penurunan terjadi sebelum rilis data persediaan minyak mentah AS karena impor berlanjut dan aktivitas kilang usai badai yang terjadi.
Harga minyak Brent turun 30 sen ke level US$ 55,20 per barel. Sementara itu, harga minyak Amerika Serikat (AS) tergelincir 35 sen menjadi US$ 49,56.
Pasar juga menanti hasil pertemuan negara pengekspor minyak atau the Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) dengan produsen non OPEC untuk membahas kesepakatan pemangkasna produksi 1,8 juta barel.
Baca Juga
Advertisement
Sumber Reuters menyebutkan, Nigeria dan Libya akan kirim perwakilan ke pertemuan itu meski dibebaskan dari kesepakatan.Meningkatnya produksi dari kedua negara itu membuat kesempatan untuk harga minyak menguat hanya sementara.
"Pelaku pasar sepertinya ambil posisi jelang laporan data minyak tetapi tidak ada banyak langkah yang dilakukan," ujar Phil Flynn, Analis Price Futures Group seperti dikutip dari laman Reuters, Rabu (20/9/2017).
The American Petroleum Institute akan rilis data pasokan minyak AS secara mingguan. Analis memperkirakan stok minyak mentah naik 3,5 juta barel pada pekan lalu karena persediaan bahan bakar yang turun. Permintaan minyak mentah juga akan naik dalam beberapa minggu ke depan di AS usai Badai Harvey yang melanda Gulf Coast. Saat ini jadi ancaman yaitu Badai Maria.
Adapun pasar telah menguat sejak pekan lalu. Harga minyak Brent naik lebih dari tiga persen dan harga minyak WTI melonjak hampir lima persen. Ini terjadi usai Badan Energi Internasional cabut prospek permintaan 2017 dan OPEC perkirakan dunia akan butuh lebih banyak minyak pada 2018.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini: