Gunung Api Raksasa Italia Diprediksi Akan Meletus

Sedikit demi sedikit kegiatan seismik di kawasan itu sejak 1980-an menandakan adanya tekanan yang sedang membesar di dalam kaldera.

oleh Alexander Lumbantobing diperbarui 20 Sep 2017, 18:40 WIB
Campi Flegrei. (Sumber Wikimedia Commons)

Liputan6.com, Naples - Gunung berapi raksasa  Campi Flegrei di Italia sudah lama tidur sejak 1538, tapi para pakar mengeluarkan peringatan bahwa supervolkano itu diprediksi akan meletus hebat.

Alasannya, mereka telah menemukan bukti langsung keberadaan ‘kawasan panas’ yang memasok supervolkano tersebut.

Memang, para pakar belum yakin bagaimana skala ledakan itu nantinya, tapi mereka 'tidak ragu' bahwa volkano itu semakin berbahaya, demikian dikutip dari Daily Mail pada Rabu (20/9/2017).

Campi Flegrei adalah suatu supervolkano yang terletak dekat Naples dan cukup tenang sejak 1980-an. Pada masa itu, injeksi magma ataupun cairan di struktur lebih rendah gunung itu menyebabkan serangkaian gempa kecil.

Para peneliti dari University of Aberdeen sekarang telah menandai tempat berkumpulnya bahan-bahan panas berkumpul untuk memasok kaldera pada masa kini.

Mereka kemudian memberikan tanda ukuran (benchmark) untuk membantu meramalkan cara dan letak kemungkinan erupsi di masa depan.

Dr. Luca de Siena, pimpinan penulisan penelitian, mengatakan, "Satu pertanyaan yang membingungkan para ilmuwan adalah letak magma itu di bawah kaldera. Penelitian kami memberikan bukti pertama adanya kawasan panas di bawah Pozzouli yang membentang hingga ke laut pada kedalaman 4 kilometer."

"Lokasi paling mungkin itu berisi sekelompok kecil magma, tapi mungkin saja ada ruang magma lebih dalam dan berukuran lebih besar yang tertutup cairan terpanaskan."

Berdasarkan penelitian, pada 1980, magma yang ada tidak bisa naik ke permukaan karena adanya bentukan batu setebal 1 hingga 2 kilometer yang menghalangi alurnya. Oleh karena itu tekanan magma tersalur secara lateral (menyamping).

Implikasi hal itu belum benar-benar dimengerti. Tapi, sedikit demi sedikit kegiatan seismik di kawasan itu sejak 1980-an menandakan adanya tekanan yang sedang membesar di dalam kaldera sehingga menjadi semakin berbahaya.

Dr. De Siena menjelaskan, "Selama 30 tahun terakhir, perilaku gunung berapi telah berubah, semuanya jadi semakin panas karena cairan yang merembes ke seluruh kaldera."

"Apapun yang meyebabkan kegiatan di bawah Pozzuoli pada 1980-an telah pindah ke tempat lain, sehingga bahayanya bukan lagi di titik yang sama, mungkin lebih dekat ke Naples yang berpenduduk lebih padat."

"Artinya, risiko kaldera bukan hanya di pusatnya, tapi telah bergeser. Kitabisa mencirikan Campi Flegrei sekarang ini seperti sup mendidih di bawah permukaan."

Pertanyaannya sekarang adalah apakah keberadaan lapisan tebal magma itu muncul ke permukaan atau menjadi sesuatu yang tidak sedemikian mengkhawatirkan seandainya ia mencuat di laut.

Penelitian itu terbit beberapa bulan setelah para pakar memprediksi Campi Flegrei telah mencapai 'tahap kritis' yang akan mengarah kepada erupsi.

 


Gunung Berapi yang 'Gelisah'

Letak kota Pozzuoli dilihat dari angkasa. (Sumber NASA)

Para pakar dari University College London (UCL) dan Vesuvius Observatory di Naples mempelajari adanya pola tidak tenang sejak letusan Campi Flegrei sekitar 500 tahun lalu.

Ada masa 'gelisah' selama 2 tahun pada 1950-an, 1970-an, dan 1980-an yang mengakibatkan gempa kecil setempat dan terdesaknya tanah. Kegelisahan serupa terjadi lebih dari 500 tahun lalu dan perlu waktu 1 abad hingga akhirnya terjadi erupsi pada 1538.

Menggunakan suatu model baru, para peneliti menyelidiki apakah Campi Flegrei sedang bersiap meletus lagi.

Dr. Christopher Kilburn yang memimpin penelitian mengatakan, "Dengan mempelajari bagaimana tanah merekah dan bergerak di Camp Flegrei, kita bisa menganggap ia sedang mendekati tahap kritis."

"Kita tidak tahu saatnya atau apakah kegelisahan jangka panjang ini akan mengarah kepada erupsi, tapi Campi Flegrei mengikuti tren yang kita lihat ketika menguji model kami pada volkano lain, termasuk Rabauk di Papua Nugini, El Hierro di Kepulauan Canary, dan Soufriere Hills di Montserrat (kawasan Karibia)."

Episode gelisah menyebabkan gerakan magma sekitar 3 kilometer di bawah volkano. Erupsi menjadi semakin mungkin ketika tanah telah meregang melewati titik rekahnya sehingga lelehan batu dapat keluar ke permukaan ketika tanahnya merekah.

Tapi sulit memastikan saat kejadian erupsi, karena ketika tanah merekahpun, magma mungkin saja tersendat sebelum muncul ke permukaan.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 


Membawa Masalah Walau Tanpa Letusan

Lukisan Campi Flegrei dai Camaldoli karya Jacob Philipp Hackert (Sumber Wikimedia Commons)

Walaupun belum meletus, kegelisahan gunung berapi tersebut sudah mengganggu masyarakat di Campi Flegrei. Tiga episode yang disebut sebelumnya telah mendesak pelabuhan Pazzuoli hingga 3 meter ke arah laut.

Dr. Stefano Calino yang ikut serta dalam penelitian mengatakan, "Kegelisahan pada 1970 dan 1983 menyebabkan puluhan ribu orang harus diungsikan dari Pozzuoli."

Camp Flegrei memiliki luas lebih dari 100 ribu kilometer persegi ke arah barat di luar Naples.

Para peneliti menduga bahwa erupsi di masa kini bisa berdampak kepada 360 ribu orang yang tinggal di sekitar kaldera dan hampir 1 juta orang di Naples.

Profesor Giuseppe De Natale yang ikut dalam penelitian mengatakan, "Sebagian besar kerusakan dalam krisis sebelumnya disebabkan oleh guncangan seismik pada bangunan-bangunan."

"Temuan kami mengungkapkan bahwa kita harus siap menghadapi seismik lokal yang lebih parah sewaktu ada desakan (uplift) dan kita harus beradaptasi atau bersiap untuk kedaruratan baru, dengan atau tanpa erupsi."

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya