Liputan6.com, San Juan - Setelah menerjang Dominika, Badai Maria akhirnya menghantam Puerto Rico. Badai kategori 4 dengan kecepatan angin yang mencapai 249 km/jam tiba pertama kali di bagian tenggara pulau teritorial Amerika Serikat itu.
Akibat Badai Maria, listrik padam di seluruh kawasan Puerto Rico. Turut dilaporkan sejumlah infrastruktur publik dan rumah warga mengalami kerusakan. Demikian seperti dilansir Daily Mail, Kamis (21/9/2017).
Baca Juga
Advertisement
Topan tropis itu pertama kali menghantam Kota Yabucoa, di tenggara Puerto Rico. Dalam kurun waktu singkat, seluruh teritorial yang berupa pulau seluas 9.100 km persegi itu ikut terdampak Badai Maria.
"Warga diimbau untuk berlindung di dalam bangunan selama badai menerjang. Seketika kami mampu keluar dari tempat perlindungan, kami menyaksikan seluruh kawasan pulau luluh lantak," jelas Direktur Badan Tanggap Bencana Puerto Rico, Abner Gomez.
Hujan deras dengan curah 50 cm --yang turut menyertai Badai Maria-- mengakibatkan sejumlah jalan di Puerto Rico dilanda banjir, mengubah sejumlah jalan utama dan arteri menjadi sungai. Mobil warga yang terparkir di jalan turut terendam air.
Infrastruktur publik pun ikut luluh lantak akibat badai terbesar sepanjang sejarah AS sejak era 1930-an. Yang mengalami kerusakan paling vital adalah menara dan stasiun pembangkit listrik. Kerusakan itu disebabkan akibat tertimpa pohon, puing yang berterbangan, serta banjir --hasil dari hujan deras yang turut menyertai Badai Maria.
Daily Mail juga menyebut adanya longsor akibat Badai Maria.
Usai Badai, Puerto Rico Khawatir Resesi Ekonomi
Kekhawatiran warga muncul usai Badai Maria. Bencana alam dahsyat yang terjadi di tengah resesi ekonomi itu dinilai akan semakin menambah beban finansial Puerto Rico.
Akan tetapi, pemerintah setempat optimis teritorial AS di Karibia itu akan bangkit usai badai. Gubernur Puerto Rico Ricardo Rossello mengatakan, "Bahwa warga Puerto Rico akan semakin kuat usai badai. Bersama, kita akan kembali melakukan pembangunan."
Saat ini, wilayah dengan Ibu Kota San Juan itu memiliki utang, usai pembangunan senilai US$ 73 miliar --fulus yang turut digelontorkan untuk mendirikan menara dan stasiun pembangkit listrik. Washington DC juga tengah memantau secara ketat arus finansial pemerintah otonomi Puerto Rico.
Di tengah situasi itu, Rosello tetap bersikukuh meminta bantuan kepada Presiden Donald Trump dan mendorong pemerintah pusat AS untuk menyatakan Puerto Rico sebagai wilayah darurat terdampak bencana. Tujuannya agar bantuan federal dapat mengalir ke San Juan dan sekitarnya.
Menurut firma analisis Accuweather, rekonstruksi usai Badai Maria akan memotong anggaran pemerintah Puerto Rico senilai 10 persen dari total PDB sebesar US$ 101,3 miliar.
Presiden Trump, melalui Twitter pribadinya mengatakan, "Puerto Rico dihantam hebat oleh badai raksasa. Hati-hati, simpati kami bersama kalian. Kami akan segera membantu!"
Juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Heather Nauert menyatakan bahwa Negeri Paman Sam turut bersimpati dan bersedia untuk mengirim bantuan kepada seluruh negara di kawasan Karibia.
"Amerika Serikat prihatin dengan seluruh kawasan yang terdampak badai. Kami siap untuk menyediakan bantuan tanggap bencana sesegera mungkin," ujar Nauert pada Rabu kemarin.
Advertisement