Liputan6.com, Yogyakarta -
Menyambut Tahun Baru Islam atau 1 Muharam 1439 Hijriah, berbagai tradisi digelar di berbagai daerah. Salah satunya tradisi jenang suran yang dilaksanakan ratusan warga di Yogyakarta.
Advertisement
Seperti ditayangkan Liputan6 Siang SCTV, Kamis (21/9/2017), tradisi jenang dilakukan di kompleks raja-raja Mataram di Kota Gede yang dimulai jelang tengah malam.
Usai pembacaan salawat, acara dilanjutkan dengan kirab gunungan hasil bumi. Dari gerbang makam raja-raja, gunungan dibawa mengelilingi kampung.
Acara penutup dilakukan makan bersama jenang putih atau bubur nasi yang disajikan dengan sayur krecek dan kedelai. Sebagai simbol menghilangkan sifat buruk manusia di tahun lalu agar berubah menjadi kebaikan.
Sementara di Bengkulu, tradisi mengambil tanah dalam rangka memperingati 1 Muharam dilakukan secara turun menurun oleh keluarga pewaris tabot. Mereka dipercaya merupakan keturunan Syekh Burhanudin atau Imam Senggolo, salah satu penyebar agama Islam di Bengkulu.
Diiringi tabuhan alat musik dol, keluarga tabot mendatangi lokasi pengambilan tanah yang dikeramatkan atau disebut gerga. Tanah yang diambil lalu dibalutkan kain putih sebanyak sembilan buah menandakan gugurnya sembilan pengikut nabi saat perang di Karbala.