Liputan6.com, Madinah - Pemerintah bersama DPR menyepakati rata-rata biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPIH) 1438H/2017M sebesar Rp 34.890.312. Besaran BPIH tahun ini naik 0,72 persen atau Rp 249.008 dibanding BPIH tahun lalu.
Meski demikian, jemaah merasa bahwa biaya haji tahun ini sangat murah jika dibandingkan dengan layanan yang mereka terima. Hal ini salah satunya diungkapkan oleh seorang jemaah asal Bali, Ahmad Basori, saat ditemui di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah jelang kepulangannya ke Tanah Air.
Advertisement
Tergabung dalam kloter 45 Embarkasi Surabaya (SUB 45), Ahmad Basori bersama lebih dari 400 orang jemaah lainnya menjadi kloter kedua jemaah gelombang kedua yang pulang ke Tanah Air melalui Bandara AMAA Madinah. Satu jam sebelumnya, kloter perdana, yaitu SUB 44, sudah terbang terlebih dahulu.
“Pelayanan sudah luar biasa. Kalau dihitung dengan biaya, sangat murahlah dengan kondisi pelayanan seperti ini,” kata Ahmad Basori, Kamis (21/9/2017).
Ahmad Basori mengaku bersyukur bisa beribadah haji dengan istrinya setelah enam tahun menunggu. Sebagai wiraswasta, dia telah mengumpulkan uang hasil kerja kerasnya selama lima tahun untuk bisa mendaftar haji bersama istrinya pada 2011.
Ahmad Basori berharap, layanan di Indonesia yang perlu ditingkatkan terutama dari sisi komunikasi dan informasi jelang keberangkatan jemaah.
“Kalau pelayanan haji di sini sudah sangat bagus,” ujar Basori.
Saksikan video pilihan di bawah ini
Ibadah Haji Lancar
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menilai haji tahun ini berjalan lancar. Penilaian ini disampaikan Lukman usai memimpin rapat evaluasi delegasi Amirul Hajj dengan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi di Kantor Urusan Haji (KUH) Jeddah.
Hadir juga dalam kesempatan ini, Dubes RI untuk Saudi Agus Maftuh Abegebriel, serta perwakilan KJRI Jeddah.
"Alhamdulillah, kita syukuri sampai dengan hari ini penyelenggaraan haji terhitung aman, lancar, relatif tertib dan tidak ada hal hal yang secara prinsipil menjadi sesuatu yang menyulitkan," Kata Lukman, Sabtu 9 September 2017 malam.
Meski demikian, Lukman menemukan sejumlah catatan evaluasi, antara lain terkait jemaah haji Indonesia yang berdesakan di tenda Mina serta kurangnya fasilitas toilet.
Dia menjelaskan, setidaknya ada dua hal yang perlu dilakukan ke depan, yaitu melobi pemerintah Saudi agar infrastruktur Mina bisa ditingkatkan.
"Saya berharap Pak Dubes bisa meyakinkan Saudi agar Mina bisa menjadi contoh dunia bahwa umat Islam bisa melaksanakan ibadahnya dengan baik," ujarnya.
Kedua, strategi penempatan jemaah di Mina perlu diubah. Ke depan, di setiap maktab, perlu ada dua atau tiga kloter yang hotelnya berada di sekitar Jamarat.
"Ini agar mereka bisa kembali ke hotel sehingga tenda bisa ditempati kloter lain," tutur Lukman.
Advertisement