Liputan6.com, Bengkulu - Belasan rumah di tiga RT, Kelurahan Kampung Melayu, Kecamatan Muara Bangkahulu, terjun ke muara Sungai Jenggalu akibat dihantam arus air yang mengikis sisi tanggul penahan pemukiman warga. Naiknya air yang memicu erosi itu akibat hujan lebat yang mengguyur Bengkulu selama lebih dari 12 jam pada Kamis, 22 September 2017.
Tidak hanya permukiman, erosi juga mengakibatkan akses jalan terputus. Tiga unit jembatan permanen menuju permukiman warga RT 12, 13, dan 18 Kampung Bahari jebol dan putus sehingga tidak bisa dilalui kendaraan jenis apa pun, termasuk roda dua.
Ketua RT 13 Kampung Bahari Asep Sukarna mengatakan, permukaan air yang naik secara tiba-tiba membuat warga panik. Namun, para penghuni rumah yang berada di bibir muara masih bisa menyelamatkan diri. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, hanya beberapa peralatan rumah tangga saja yang ikut terjun ke muara saat rumah mereka mulai tenggelam.
"Sebanyak 324 rumah yang terisolasi akibat jembatan ambruk. Lebih dari 10 rumah terjun ke muara dan belasan lain rusak berat," ujar Asep di Bengkulu, Jumat (22/9/2017).
Baca Juga
Advertisement
Selain memutus akses jalan, aliran listrik di wilayah ini juga padam. Dampak lainnya, empat unit sekolah yang terdiri dari SD Negeri 105, SMP Negeri 25, SMK Negeri 6 serta sekolah PAUD Sekar Bahari terpaksa meliburkan seluruh siswanya karena akses jalan menuju sekolah tersebut terputus.
Pemerintah Kota Bengkulu melalui Dinas Sosial sudah membangun posko tanggap bencana dan mendirikan dapur umum, pos Palang Merah Indonesia, dan tenda darurat bagi ratusan warga yang mengungsi.
Untuk mengatasi kondisi tanggap darurat, PT Pelindo Bengkulu sudah menurunkan bantuan alat berat dan material untuk membangun akses jalan sementara. Mereka juga memasang terpal sintetis penahan gerusan air yang saat ini masih mengalir deras.
General Manager Pelindo Bengkulu, Drajat Sulistyo, mengatakan, karena lokasi dekat dengan pelabuhan dan akses jalan yang digunakan juga menuju langsung ke pelabuhan, pihaknya harus merespons secara cepat. Apalagi, mayoritas warga yang bermukim di Kampung Bahari itu beraktivitas di sekitar kawasan pelabuhan.
"Jembatan yang rusak ini akan kita bangun kembali dengan konstruksi yang lebih baik. Kita ajukan dulu anggarannya ke pimpinan pusat," kata Drajat.
Saksikan video pilihan berikut ini: