Liputan6.com, Jakarta - Pemutaran kembali film Pengkhianatan G30S/PKI menuai beragam tanggapan di tengah masyarakat. Mereka ada yang pro dan banyak juga yang kontra lantaran menganggap film tersebut mengadung propaganda orde baru.
Namun begitu, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo tidak mempermasalahkan tentang perbedaan tersebut. Masyarakat dipersilakan memberikan penafsiran sendiri-sendiri dalam menyikapi film G30S/PKI tersebut.
Advertisement
"Orang mempersepsikan lain ya silakan saja, haknya. Beda-beda kok enggak masalah. Saya tidak akan menanggapi itu," tegas Gatot di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (22/9/2017).
Menurut Gatot, inti dari film tersebut adalah kembali mengingatkan bahwa Indonesia pernah mengalami kejadian perih pada masa lalu. Dimana para jenderal TNI saat itu dihabisi secara kejam oleh PKI.
"Sejarah kan cenderung berulang. Kalau berulang kan kasihan bangsa ini. Saya mengajak dan mengingatkan agar jangan sampai peristiwa ini terulang kembali," terang Gatot.
Tak hanya itu, TNI juga tidak ingin generasi anak zaman sekarang hanya dicekoki oleh media sosial. Sebab lambat laun mereka akan lupa sejaran lantaran tidak mendapatkannya dalam pelajaran di sekolah.
TNI Pantau Gerakan Komunisme
"Sejak 2008 pelajaran sejarah tentang sejarah G30S/PKI sudah tidak ada lagi. Anak tumbuh dewasa ada media sosial. Itu yang diterima akhirnya tidak sadar (ada bahaya PKI)," jelas dia.
Saat disinggung sejauh mana paham komunis kembali menjangkiti anak bangsa, Panglima TNI Gatot enggan membeberkannya. Dia hanya menyatakan saat ini TNI masih terus mengamati gerakan mereka.
"Sistem bekerja di TNI sampai saat ini. Dan biarlah kami (mengamati). Seperti memancing di air keruh. Muncul kan bisa tahu (ada PKI)," jelas Panglima TNI Gatot.
Advertisement