Liputan6.com, Berlin - Kanselir Angela Merkel dan partainya, Christian Democratic Union (CDU) telah memimpin serta mendominasi politik Jerman selama satu dekade terakhir. Dan kini diprediksi, sang petahana beserta calon anggota parlemen dari partai CDU akan kembali berjaya pada pemilu nasional Jerman 2017.
Pada Minggu 24 September, 60 juta warga Negeri Panser berbondong-bondong datang ke tempat pemungutan suara untuk memilih anggota Parlemen (Bundestag) periode ke-19. Usai pemilu, Bundestag baru --nantinya-- akan memilih kanselir Jerman untuk periode pemerintahan selanjutnya.
Bilik suara dibuka pada 08.00 (14.30 WIB Minggu 24 September) dan tutup pada 18.00 (02.30 WIB Senin 25 September) waktu setempat. Demikian seperti dilansir Sky News, Minggu (24/9/2017).
Setidaknya ada enam partai dominan pada pemilu nasional Jerman edisi 2017. Antara lain, koalisi CDU dan CSU (Christian Social Union in Bavaria) dengan Angela Merkel sebagai ujung tombak.
Baca Juga
Advertisement
Social Democratic Party (SPD) dengan calon kanselir Martin Schulz. Partai The Left yang mengusung Dietmar Bartsch dan Sahra Wagenknecht.
Koalisi Partai Alliance 90 - Partai The Greens dengan calon kanselir Cem Özdemir dan Katrin Göring-Eckardt. Free Democratic Party yang mengusung Christian Lindner.
Peserta terakhir, Partai Alternative for Germany (AfD) yang mengusung Alexander Gauland dan Alice Weidel.
Isu ekonomi dan imigrasi telah mendominasi kampanye pemilu nasional 2017. Terkhusus lagi, pemilu edisi ini akan menjadi pemungutan suara nasional pertama sejak Jerman menerapkan kebijakan untuk membuka pintunya bagi ratusan ribu imigran pada 2015.
Pemilih yang tidak menggunakan hak suaranya merupakan salah satu isu yang dihadapi oleh seluruh kandidat pada pemilu nasional 2017. Demi mengatasi hal itu, para kandidat menekankan kepada para konstituen mereka untuk menggunakan hak suaranya.
Merkel Diprediksi Kembali Berjaya?
Dalam berbagai poling opini publik yang dilaksanakan sejak pemerintahan periode 2013 bergulir, Angela Merkel dan CDU-CSU selalu mengungguli partai dan calon kandidat kanselir lain.
Bahkan, hasil jajak pendapat selalu menunjukkan konsistensi keunggulan terhadap saingan terdekat mereka --sekaligus salah satu koalisi dalam pemerintahan--, SPD. Terkecuali pada awal 2017, ketika Martin Schulz menjadi pemimpin partai SPD.
CDU-CSU dan SPD merupakan partai penyusun 'the grand coalition' dalam Bundestag periode sebelumnya.
Jika menang, Merkel dan koalisi akan dihadapkan dengan oposisi politik yang terdiri dari komposisi parpol yang berhaluan ekstrem-kanan, salah satunya partai Afd.
Hasil pemilihan akan berdampak signifikan, tak hanya di dalam negeri, tapi juga di seluruh dunia. Jerman memainkan peran dominan di Uni Eropa, membayar lebih ke kas UE jika dibandingkan dengan negara lain.
Hasil pemilu Jerman juga akan memberikan banyak pengaruh pada sejumlah hal genting yang terjadi di Eropa, salah satunya Brexit.
Advertisement