Liputan6.com, Jakarta - Status Gunung Agung meningkat ke Level IV atau tertinggi, menandakan erupsi kemungkinan besar akan terjadi. Akibatnya, pemerintah daerah setempat memerintahkan agar seluruh orang yang berada dalam radius 12 Km untuk mengungsi, menjauh dari lokasi gunung vulkanik itu.
Kini, aktivitas gunung yang pernah meletus dan menewaskan 1.000 orang pada 1963 itu menjadi perhatian sejumlah media internasional. Perhatian itu turut dipicu karena Letak Gunung Agung yang berada di salah satu destinasi wisata paling populer di dunia.
Kantor berita berbasis di New York Amerika Serikat menulis artikel berjudul 'Fearing Eruption, thousands in Bali flee from Mount Agung'.
"Ribuan penduduk desa di pulau wisata Indonesia di Bali, mengungsi di gelanggang olahraga, balai desa, dan rumah sanak-saudara, terancam akan potensi erupsi Gunung Agung," jelas NY Daily News yang dikutip pada Minggu (24/9/2017).
Baca Juga
Advertisement
Kantor berita Jerman, Deutsche Welle (DW) mengangkat judul berita bertuliskan, 'Thousands evacuated after Bali volcano placed on highest alert level'.
"Lebih dari 10.000 warga dievakuasi dari pulau wisata Indonesia di Bali setelah otoritas menetapkan status awas (tingkatan tertinggi) erupsi vulkanik pada Gunung Agung. Status itu berarti, erupsi akan terjadi dalam waktu dekat," tulis DW.
Media ternama Inggris, The Guardian membahas mengenai jumlah pengungsi yang bertambah hingga tiga kali lipat dalam berita berjudul 'Bali volcano: 34,000 flee Mount Agung as tremor magnitude intensifies.'
Sementara itu, media China, Xinhua memasang judul berita bertuliskan 'Residents stay at temporary shelter amid potential volcano eruption in Bali.'
"Warga mengungsi di tempat penampungan kala mengevakuasi diri dari wilayah yang berbahaya terdampak erupsi Gunung Agung di Bali, Indonesia. Badan vulkanologi Indonesia menetapkan status awas (tertinggi) sejak Jumat. Sekitar 10.000 warga telah meninggalkan wilayah terlarang gunung," tulis Xinhua.
Begitu pula media Hong Kong, The South China Morning Post yang memasang judul 'Thousands flee their homes as Bali volcano threatens to erupt'.
Media Australia, ABC News, membahas mengenai kondisi para pengungsi di tempat penampungan dalam berita yang berjudul 'Bali volcano: Water shortage at evacuation centre holding thousands fleeing Mount Agung volcano.'
"Otoritas tanggap bencana kesulitan untuk menyajikan air bersih dan fasilitas penunjang dasar untuk ribuat pengungsi yang menyelamatkan diri dari potensi erupsi Gunung Agung," tulis ABC News.
'Indonesia raises alert for Bali volcano to highest level', judul salah satu berita media Malaysia, The Malay Mail Online.
"Indonesia meningkatkan status awas (tertinggi) pada gunung vulkanik di Bali (Gunung Agung), menyusul imbauan darurat atas potensi erupsi yang mampu mengancam perjalanan udara dan turisme," papar The Malay Main Online.
Media Australia, Perth Now, menulis judul 'More tremors as Mt Agung threatens to erupt'.
"Otoritas Indonesia telah menaikkan status awas (tertinggi) pada Gunung Agung. Sejumlah getaran terus bertambah dan saling menyusul pada Sabtu lalu," jelas Perth Now.
Strait Times, media Singapura, memajang judul 'Travel alert on possible eruption of Bali volcano,' yang berisi travel warning bagi para warga Singapura.
"Warga Singapura diimbau untuk menghindari kawasan Gunung Agung di Bali, Indonesia, setelah status awas (tingkatan tertinggi) ditetapkan, yang berarti potensi erupsi semakin besar."
Sementara itu, media Inggirs, Daily Mail Online mengangkat sisi lain berita seputar potensi erupsi Gunung Agung.
"The seven signs Mount Agung WILL erupt: Superstitious villagers in the path of Bali volcano say it is destined to explode – and snakes and monkeys streaming away from the area prove it," tulis judul berita tentang Gunung Agung yang diulas oleh Daily Mail.
Erupsi Gunung Agung di Depan Mata?
Sejak muncul tanda-tanda erupsi Gunung Agung Bali, alarm Menpar Arief Yahya ikut bersuara. Dia memerintahkan Ketua Tim Crisis Center Kemenpar untuk memantau menit per menit perkembangan situasi di Bali. Terutama menyangkut kepariwisataan, di Pulau Dewata itu.
Menpar Arief masih belum angkat bicara soal peristiwa alam itu. Dia berpesan kepada warga Bali yang mengalami dampak langsung fenomena vulkanik ini, agar tetap bersabar, dan sama-sama berdoa kepada Tuhan YME agar senantiasa diberi keselamatan. "Kami turut prihatin," kata Arief Yahya.
Menteri asli Banyuwangi ini juga berharap kepada warga Bali yang tidak terkena dampak langsung, agar ikut berpartisipasi membantu, bergotong royong, dan juga berdoa kepada Tuhan YME.
"Kepada wisatawan, harap waspada, ikuti saran dan anjuran pemerintah, agar menghindari daerah-daerah yang berpotensi terkena dampak seandainya terjadi erupsi," kata Arief Yahya.
Sementara itu, laporan Ketua Tim Criais Center Kemenpar, Ngurah Putra, sekarang sudah pada posisi Level 4 yaitu posisi awas. Radius jarak pantau dari 9 km diperluas menjadi menjadi 12 km.
Menurutnya, pemerintah Provinsi Bali bersama BPBD telah mengantisipasi dengan melakukan pengungsian tehadap penduduk yang berada dekat gunung agung sejumlah kurang lebih 15.000 orang di tenda dan tempat yang aman .
Gubernur Bali Made Mangku Pastika menginstruksikan kepada semua instansi dinas Provinsi Bali untuk memberikan bantuan pada pos-pos yang telah ditentukan dan telah dilaksanakan mulai hari ini.
Laporan juga, Dispar Bali bersama Dispar kab/kota dan stakeholder pariwisata akan mengadakan pertemuan untuk membantu saudara-saudara kita melalui pos-pos yang sudah ditentukan.
Yang pasti, kata Ngurah Putra yang berdarah Bali itu menyampaikan bahwa Bandara Ngurah Rai sampai malam ini, Sabtu, 23 September pukul 19.00 tetap aman, berjalan normal, tanpa ada pembatalan penerbangan. "Semoga tetap lancar dan aman," kata Ngurah Putra dengan nada datar.
Tim Crisis Center juga mencatat, belum ada wisman yang melakukan pembatalan ke Bali. Juga belum ada laporan wisman yang mempercepat kepulangan karena erupsi gunung agung itu. "Mohon doa semua pihak, agar situasi Gunung Agung segera normal, kembali seperti biasa," ujar Ngurah Putra.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement