Selain Kambing dan Ayam, RI juga Ekspor Babi ke Singapura

Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyatakan, nilai ekspor Indonesia terus mengalami kenaikan tiap tahun.

oleh Septian Deny diperbarui 24 Sep 2017, 18:30 WIB
Ilustrasi babi | Via: liputan6.com

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyatakan, nilai ekspor Indonesia mengalami terus mengalami kenaikan tiap tahun. Hal ini salah satunya hasil dari program upaya khusus (Upsus) induk wajib bunting (Siwab).

Amran mengungkapkan, Indonesia telah mengekspor kambing dan ayam ke sejumlah negara. Bahkan peternak dalam negeri juga mengekspor babi ke Singapura.

"Nilai ekspor kita naik 22 persen. Kita sudah ekspor kambing, ayam ke beberapa negara. Termasuk babi kita ekspor ke Singapura," ujar di Cibubur, Jakarta, Minggu (24/9/2017).

Menurut dia, melalui Upsus Siwab, setiap hewan ternak indukan diwajibkan untuk berkembangbiak. Hasilnya, pada tahun lalu program tersebut mampu menghasilkan 1,4 juta ekor sapi.

"Dengan program Siwab, tidak boleh berkeliaran di Indonesia kalau tidak bunting. Tahun lalu 1,4 juta ekor sapi yang lahir. Nilainya selama 2 tahun itu Rp 70 triliun," kata dia.

Melalui program ini, kata Amran, target swasembada protein melalui hewan ternak bisa cepat terwujud. Diharapkan program ini bisa menghasilkan lebih banyak hewan ternak seperti sapi sehingga Indonesia tidak tergantung pada impor.

"Sesungguhnya kita swasembada protein, tapi kita selalu mengatakan swasembada daging sapi. Untuk mencapai swasembada, kami yakin bisa lebih cepat," tandas dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Ekspor bawang

Selain ekspor protein hewani, pemerintah juga telah mengekspor komoditas bawang ke Singapura. Kementan pada akhir Agustus kemarin telah melepas ekspor bawang merah ke Thailand dan Singapura sebanyak sembilan kontainer (247,5 ton) dengan nilai mencapai US$ 436.500 atau sekitar Rp 4,7 miliar.

Dirjen Hortikultura, Kementan, Spudnik Sujono mengatakan, ekspor bawang merah dari Surabaya ini membuktikan Kementan tidak hanya mewujudkan swasembada, tetapi tepatnya mewujudkan kedaulatan bawang merah. Tercatat, sejak tahun 2016 hingga saat ini, Indonesia sudah tidak lagi mengimpor bawang merah, tetapi terus mencatatkan diri sebagai pengekspor bawang merah.

"Kita patut bersyukur dan berbangga hati, bahwa saat ini Indonesia tidak hanya telah mewujudkan swasembada bawang merah, tapi telah mampu mencapai kedaulatan bawang merah. Hari ini kita lepas ekspor yang kedua selama bulan Agustus tahun ini dari Surabaya ke Thailand dan Singapura," kata Spudnik.

Berdasarkan data BPS, pada 2014 Indonesia masih mengimpor bawang merah untuk konsumsi dan benih sebesar 74.903 ton. Kemudian pada 2015, total impor sebesar 17.429 ton. Namun, di tahun 2016 tidak ada impor untuk bawang merah konsumsi, dan bahkan tetap mampu mengekspor sebesar 735 ton.

"Ini pencapaian yang luar biasa dari kinerja kita bersama di bawah komando Bapak Presiden Joko Widodo dan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman. Prestasi ini tentunya harus kita pertahankan dan tingkatkan di masa-masa mendatang. Tidak ada lagi kata impor, tapi kita terus ekspor," ujar dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya