Liputan6.com, Jakarta Sering sekali ada perbincangan mengenai usia yang tepat bagi wanita untuk menjadi ibu. Namun, jarang sekali perbincangan ini membahas soal usia pria.
Padahal ternyata, usia juga merupakan faktor penting dalam menentukan kesuburan pria. Menurut sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Fertility and Sterility Journal, wanita yang usia pasangannya 40 tahun atau lebih, membutuhkan waktu lima kali lebih lama untuk bisa hamil, dibanding jika pasangannya berusia 25 atau lebih muda.
Advertisement
Belum lagi jika dibandingkan, rasio kehamilan pada wanita dengan pasangan pria berusia di bawah 30 dan di atas 50 terdapat perbedaan yang cukup signifikan. Pada kelompok usia 50 tahun ke atas, kemungkinan kehamilan menurun 23-38 persen.
Dilansir dari The Health Site, Senin (25/18/2017), Dr Shweta Goswami, ginekolog dan spesialis IVF dari Max Hospital, India, menjelaskan kenapa usia mempengaruhi kemungkinan pria untuk jadi ayah.
Setelah usia 30 tahun, ada penurunan pada kadar testosteron pria sebanyak 1 persen per tahun. Hal ini akan mempengaruhi kesuburan sperma pria.
Jadi ternyata, tidak hanya wanita, pria juga perlu mengkhawatirkan jam biologisnya. Belum lagi, kualitas sperma pria juga akan menurun setelah usia 35 tahun.
Motilitas sperma (kekuatan renang sperma) juga akan berubah seiring usia. Sperma memiliki motilitas terbaik sebelum usia 25 tahun, dan terendah setelah usia 55 tahun. Jika dibandingkan, motilitas sperma pria setelah usia 55 tahun turun hingga 54 persen.
Penurunan kualitas dan motilitas sperma pria tidak hanya membuatnya semakin sulit membuahi sel telur, tapi juga jadi berisiko menjadi ayah dari bayi yang memiliki permasalahan genetis.
Sebagai tambahan dari usia yang tepat untuk menjadi ayah, membuat perubahan gaya hidup (berhenti merokok, makan lebih sehat, dan menjaga berat badan) disertai dengan berhubungan seks pada masa subur bisa membantu meningkatkan kesuburan dan kemungkinan pria untuk menjadi ayah.