Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak variasi pada awal perdagangan saham. Namun pergerakan IHSG cenderung terbatas.
Pada pra pembukaan perdagangan saham, Senin (25/9/2017), IHSG susut 1,54 poin atau 0,03 persen ke posisi 5.910,16 pada pra pembukaan perdagangan saham. Pada pukul 09.00 WIB, IHSG naik terbatas 3,4 poin atau 0,06 persen ke posisi 5.914,3.
Indeks saham LQ45 tergelincir 0,06 persen ke posisi 982,44. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan. Ada sebanyak 101 saham menguat sehingga menahan pelemahan IHSG. Sementara itu, 64 saham tertekan dan 86 saham diam di tempat.
Baca Juga
Advertisement
IHSG sempat berada di level tertinggi 5.918,08 dan terendah 5.908,74. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 17.601 kali dengan volume perdagangan 344,8 juta saham. Nilai transaksi harian Rp 275,8 miliar.
Investor asing melakukan aksi jual Rp 17,14 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 13.299.
Secara sektoral, sebagian besar sektor saham tertekan. Sektor saham infrastruktur turun 0,30 persen, dan catatkan penurunan terbesar. Disusul sektor saham barnag konsumsi susut 0,19 persen dan sektor saham tambang melemah 0,08 persen. Selain itu, sektor saham industri dasar naik 0,29 persen, dan catatkan penguatan terbesar.
Saham-saham yang cetak top gainers antara lain saham CMPP naik 23,02 persen ke posisi Rp 1.630 per saham, saham CENT melonjak 16 persen ke posisi Rp 115 per saham, dan saham INDY menanjak 6,6 persen ke posisi Rp 2.100 per saham.
Saham-saham yang tertekan antara lain saham MDKI turun 10 persen ke posisi Rp 540 per saham, saham HOME tergelincir 7,08 persen ke posisi Rp 210 per saham, dan saham OKAS susut 5,83 persen ke posisi Rp 565 per saham.
Sebagian besar bursa saham Asia tertekan. Indeks saham Hong Kong Hang Seng turun 0,88 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi susut 0,42 persen, indeks saham Shanghai melemah 0,16 persen, indeks saham Singapura tergelincir 0,09 persen, dan indeks saham Taiwan susut 1,17 persen, dan catatkan penurunan terbesar. Sedangkan indeks saham Jepang Nikkei naik 0,43 persen.
Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat awal pekan ini. Suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI 7-day reverse repo rate turun menjadi 4,25 persen menjadi katalis positif IHSG.
Analis PT Asjaya Indosurya Securities William Suryawijaya menuturkan, investasi di Indonesia masih akan menjadi tujuan menarik bagi investor baik dalam dan luar negeri.
Sepanjang September, menurut William, IHSG mampu mencatatkan penguatan yang cukup menarik dibandingkan pembukaan IHSG awal 2017. Hal ini didukung dari kesigapan pemerintah hadapi berbagai gejolak ekonomi yang terjadi selama ini. Selain itu, rilis data ekonomi dengan suku bunga acuan BI yang turun jadi 4,25 persen menjadi sentimen positif untuk IHSG.
William menuturkan, suku bunga acuan BI yang rendah diharapkan dapat mendorong laju ekonomi terutama di sektor riil. "IHSG akan bergerak di kisaran 5.813-5.945," kata William dalam ulasannya, Senin (25/9/2017).
Dalam laporan DBS Indonesia, IHSG ditutup menguat 0,09 persen dan LQ45 turun 0,01 persen pada Jumat pekan lalu.
Investor asing membukukan net sell sebesar Rp 25,5 miliar di seluruh pasar dan aksi beli sebesar Rp 107,2 miliar di regular market.
Index keuangan naik 3 persen dipimpin oleh Bank BRI (BBRI) 4,3 persen dan Bank BCA (BBCA) 4,3 persen.
Di sepanjang sesi pertama IHSG ditutup melemah, namun di sesi kedua IHSG diperdagangkan di zona hijau. Penurunan suku bunga acuan 7-day reverse repo oleh BI dari 4,5 persen ke 4,25 persen menjadi salah satu katalis positif bagi IHSG. Dalam dua bulan terakhir BI telah memotong suku bunga 2 kali berturut-turut. Hal ini di luar dari ekspektasi pasar.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini: