Liputan6.com, Jakarta - Bertambah satu lagi film Indonesia yang berhasil menembus ajang perfilman prestisius di tingkat internasional. Mobil Bekas dan Kisah-Kisah Dalam Putaran (The Carousel Never Stops Turning) dari sutradara Ismail Basbeth, terpilih untuk ditampilkan dalam program A Window on Asian Cinama di Busan International Film Festival, Korea Selatan.
Penayangan di festival yang berlangsung pada 12-21 Oktober yang akan datang ini sekaligus merupakan penayangan perdana Mobil Bekas dan Kisah-Kisah Dalam Putaran di dunia.
Baca Juga
Advertisement
Dari keterangan tertulis yang diterima oleh Liputan6.com baru-baru ini, Mobil Bekas dan Kisah-Kisah Dalam Putaran juga masuk dalam nominasi Kim Jiseok Award. Film ini bersaing dengan sembilan film dari negara lain, yakni Tiongkok, Taiwan, Nepal, India, dan lainnya.
Tiga orang juri dari dunia perfilman, yaitu Tony Rayns, Darcy Paquet dan Garin Nugroho akan memilih dua film terbaik untuk menerima hadiah sebesar sebesar 10 juta won atau sekitar Rp 117 juta.
Salah satu hal unik dari Mobil Bekas dan Kisah-Kisah Dalam Putaran adalah film Indonesia ini didanai secara crowdfunding alias patungan. Publik dipersilakan untuk ikut serta berpartisipasi dalam pendanaan film ini. Beberapa nama yang ikut serta patungan membuat film ini adalah Arifin Putra, Derby Romero, Wulan Guritno, dan lainnya.
Tak hanya secara pendanaan, para sineas juga ikut "patungan" dalam bentuk tenaga maupun memfasilitasi pembuatan film ini.
Sementara itu, Mobil Bekas dan Kisah-Kisah Dalam Putaran sendiri bercerita tentang warna-warni kisah manusia. Ada seorang akuntan yang tak mampu melupakan mendiang istrinya, seorang pelacur yang hendak melarikan diri, petani yang menjadi korban penggusuran, hingga seorang perempuan yang mencari pembunuh ibunya dan bertemu hantu gentayangan. Dan sebuah mobil bekas, menyaksikan seluruh kisah-kisah mereka.
"Film ini menampilkan sekelumit persoalan Indonesia saat ini, yang terpaut dengan begitu banyak persoalan-persoalan di masa lampau yang tidak juga selesai dan terus menghantui, sejarah panjang kekerasan politik dan eksploitasi sumber daya manusia dan ekonomi yang begitu merugikan rakyat banyak dan dinikmati segelintir orang saja, tutur Ismail Basbeth, dalam pernyataan tertulisnya.
Ada pun jajaran pemain film ini antara lain Cornelio Sunny, Dea Ananda, Gandhi Fernando, Karina Salim, dan Verdi Solaiman.