Liputan6.com, Yogyakarta - Sebanyak 277 karya seniman cat air dari 43 negara anggota International Watercolour Society (IWS) dipamerkan di Benteng Vredeburg, Kota Yogyakarta, pada 23 September sampai 1 Oktober 2017. Benteng Vredeburg dipilih sebagai lokasi karena mewakili tema besar pameran kali ini, yakni Heritage@rt.
"Mengapa heritage? Karena anak-anak bangsa mulai lupa dengan akar budaya dan melalui tema ini kita semua harus bisa menerima keberagaman," ujar Agus Budianto, Country Leader IWS Indonesia, Sabtu, 23 September 2017.
Ia menjelaskan, seniman dari mancanegara yang terlibat dalam pameran ini, seperti Vietnam, Bangladesh, Ceko, Nepal, Jepang, dan Turki, juga memiliki tujuan lain datang ke Indonesia. "Selain pameran, mereka juga mau jalan-jalan," ucapnya.
Baca Juga
Advertisement
Salah satu kurator pameran, Edi Supriono mengatakan, tema heritage jangan diartikan sebuah tempat atau gedung.
"Kadang kala ada heritage yang muncul dari tanaman atau benda lain yang identik dengan sebuah tempat," tuturnya.
Richard Chao misalnya, seniman asal Australia ini menggambar rinci anatomi orang Aborigin dengan cat air. Diane Michelin dalam karya bertajuk Skeena Spirit secara realis menggambarkan pemandangan lazim di Kanada, berupa totem-totem kayu bersuasana magis dengan latar pegunungan salju yang menyimpan potensi longsor.
Sementara, Untoro seniman asal Indonesia menggambarkan dua wanita yang mengenakan wastra heritage dari Desa Tanganan Bali, yakni kain gringsing yang merupakan salah satu ikat kain ganda di dunia.
Presiden IWS Atanur Dogan mengungkapkan, cat air memiliki keunikan yang tidak bisa ditemukan di media lain. Pasalnya, tidak ada seorang pun yang bisa mengontrol air serta percampurannya di kertas. "Di cat air banyak kecelakaan yang hasilnya indah," ucap Atanur.
Saksikan video pilihan berikut!