Liputan6.com, Jakarta Demi menyukseskan program Ekspedisi 7 Summits in 100 Days, mantan Menteri Pertanian Anton Apriyantono bersama Mila Ayu dan Tri Hardiyanto melakukan ujicoba dan latihan dengan melakukan pendakian ke Gunung Lawu, 22-23 September 2017 silam. Tujuan utama pendakian tersebut adalah untuk berlatih manajemen perjalanan dan manajemen risiko dalam pendakian, mengingat saat ini cuaca bisa berubah setiap saat.
Menurut informasi yang diterima Liputan6.com, Senin (25/9/2017), tujuan latihan ini juga demi menjaga kekompakan tim, mengingat ekspedisi dilakukan dalam waktu yang sangat lama, yaitu 100 hari. Berbekal latihan yang sudah dijalani sebelumnya, latihan yang tepat bagi pendaki gunung adalah mendaki gunung, mengingat pendaki akan lebih mengetahui, memahami, dan dapat cepat mengatasi permasalahan yang dihadapi ketika berada di alam.
Advertisement
Dipilihnya Gunung Lawu sendiri sebagai tempat latihan bukan tanpa sebab, memiliki tinggi mencapai 3.265 meter di atas permukaan laut, gunung ini punya pemandangan alam yang menakjubkan. Tim Ekspedisi 7 Summits in 100 Days yakin, gunung-gunung di Indonesia lebih indah daripada yang ada di luar negeri.
Sesuai dengan tujuan utama ekspedisi yang akan dijalani, yaitu promosi pariwisata dan pelestarian lingkungan, tim juga mempelajari dan memberikan edukasi kepada teman-teman pendaki khususnya dalam hal pelestarian lingkungan, dengan pengelolaan sampah yang tepat ketika berada di gunung. Apalagi ketika kita melintasi jalur Candi Ceto lalu memasuki kawasan Hargo Dalem dan juga ketika kita melewati jalur Cemoro Sewu, banyak hal yang dapat kita jumpai selain pemandangan alam yang indah berupa padang rumput yang luas, selain juga tempat-tempat spiritual yang menjadi daya tarik Gunung Lawu.
Simak juga video manarik berikut ini:
Tentang Ekspedisi 7 Summits in 100 Days
Setelah pensiun, Anton bersama dengan dua pendaki muda, yaitu Trihardiyanto dan Mila Ayu hariyanti berencana melakukan ekspedisi tujuh gunung tertinggi di Indonesia hanya dalam seratus hari. Kegiatan yang diberi nama “Seven Summits in 100 Days” ini rencananya akan berlangsung mulai Oktober hingga akhir tahun 2017. Puncak-puncak gunung yang menjadi target secara berturut-turut antara lain, Gunung Bukit Raya di Kalimantan (2.278 m dpl), Gunung Binaiya di Maluku (3.027 m dpl), Gunung Cartenz Pyramid di Papua (4.884 m dpl), Gunung Rantemario di Sulawesi Selatan (3.478 m dpl), Gunung Kerinci di Sumatera (3.805 m dpl), Gunung Semeru di Jawa (3.676 m dpl), dan Gunung Rinjani di Nusa Tenggara Barat (3.726 m dpl).
Anton mengatakan, tujuan ekspedisi “Seven Summits in 100 Days” utamanya adalah untuk mempromosikan wisata gunung dan pelestarian lingkungan, mengingat kawasan Indonesia memiliki banyak gunung dengan keindahan alam yang luar biasa menakjubkan.
“Tujuan utamanya promosi pariwisata dan pelestarian lingkungan. Makanya program kita nanti gak selesai sampai setelah ini, akan terus berlanjut sampai akhir 2018 nanti. Jadi kita ingin gunung-gunung Indonesia ini jadi lebih dikenal, oleh pendaki-pendaki luar terutama. Kemudian yang lebih penting adalah bagaimana semua pihak itu konsern dengan pelestarian lingkungan tadi,” ungkap Anton.
Lebih jauh Anton mengatakan, jauh sebelum merencanakan ekspedisi 7 Summits ini, pihaknya telah melakukan berbagai kegiatan penyuluhan kebersihan lingkunagn gunung di beberapa sekolah yang ada di Tangerang.
“Kita ikut motivasi mereka, bagaimana itu menjaga kelestarian lingkungan, kalau naik gunung itu jangan nyampah,” kata Anton.Jika Anton Apriantono bersama tim “7 Summits in 100 Days” berhasil melakukan ekspedisi ini, maka akan tercatat dalam Museum Rekor Indonesia sebagai pendakian Seven Summits tercepat, yaitu 100 hari. Dirinya juga akan tercatat sebagai pendaki tertua yang berhasil melakukan seven summits dalam waktu tercepat.