Mantan Wanita Tergemuk di Dunia, Eman Ahmed Abd El Aty Meninggal

Setelah menjalani operasi penurunan berat badan, mantan wanita tergemuk di dunia akhirnya meninggal karena komplikasi penyakit.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 26 Sep 2017, 09:30 WIB
Mantan wanita tergemuk di dunia meninggal setelah menjalani operasi penurunan berat badan. (Foto: Saiffee Hospital)

Liputan6.com, Abu Dhabi Seorang wanita asal Mesir, yang pernah didapuk sebagai wanita tergemuk di dunia, meninggal dunia di Uni Emirat Arab, Senin (25/9/2017).

Wanita berusia 37 tahun bernama Eman Ahmed Abd El Aty itu, melakukan perjalanan ke India awal tahun ini untuk operasi penurunan berat badan.

Dari laporan yang tercatat, berat badan Abd El Aty turun lebih dari 300 kg dari berat badan sebelumnya, 500 kg. Namun, ia meninggal karena komplikasi penyakit lainya.

Sebuah pernyataan dari Burjeel Hospital, Uni Emirat Arab, mengatakan, wanita itu menderita penyakit jantung dan disfungsi ginjal.

"Kami berdoa dan berbelasungkawa atas meninggalnya Abd El Aty," kata rumah sakit tersebut, dilansir dari BBC, Senin (25/9/2017).

 

 

 

Simak video menarik berikut ini:


Operasi penurunan berat badan

Abd El Aty telah berada di ibu kota Uni Emirat Arab, Abu Dhabi, sejak Mei lalu. Ia dipindahkan ke Uni Emirat Arab setelah menjalani operasi penurunan berat badan sebelumnya di Mumbai, India.

Sebelum operasi penurunan berat badan, keluarga mengakui, Abd El Aty tidak pernah pergi jauh dari rumahnya selama 25 tahun. Dalam kesehariannya, ia hanya berbaring di tempat tidur di rumah.

Setelah dilakukan kampanye pengumpulan dana oleh adiknya, ia dapat melakukan perjalanan ke Mumbai untuk melakukan operasi penurunan berat badan dari seorang ahli bedah India.

Abd El Aty meninggal karena adanya komplikasi penyakit jantung dan disfungsi ginjal. (Foto: Saiffee Hospital)

Namun, Abd El Aty dipindahkan ke Uni Emirat Arab karena pihak keluarga meragukan keberhasilan operasi penurunan berat badannya.

Operasi penurunan berat badan ini dikenal sebagai operasi bariatrik. Cara ini dilakukan sebagai upaya terakhir bagi pasien yang mengalami obesitas kronis, yaitu indeks massa tubuh 40 atau lebih beserta komplikasi penyakit lain.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya