Liputan6.com, Moskow - Sebuah dokumen terbaru yang dirilis WikiLeaks memberikan info mengenai bagaimana pemerintah Rusia memata-matai para warganya secara online.
Ada 35 dokumen dengan judul "Spy Files" (Berkas Pengintaian) yang terkait dengan sebuah perusahaan perangkat lunak asal Sankt Peterburg yang bekerja untuk proyek-proyek pengawasan dari pemerintah.
Dikutip dari laman RBTH Indonesia, Selasa (26/9/2017), menurut WikiLeaks, Peter Service berpartisipasi dalam operasi pengawasan digital Rusia yang dikenal dengan Sistem untuk Aktivitas Investigasi Operatif (SORM).
Informasi yang baru dirilis itu memberi info mengenai bagaimana perusahaan teknologi bekerja dengan badan-badan negara untuk mengumpulkan data pribadi.
Baca Juga
Advertisement
Spy Files menekankan, Peter Service menyediakan perangkat lunak untuk perusahaan-perusahaan telekomunikasi, yang kemudian akan memasang peralatan itu supaya pemerintah Rusia mampu mengawasi warganya serta aktivitas online mereka.
"Sesuai hukum Rusia, penyedia layanan komunikasi Rusia harus memasang komponen SORM yang disediakan FSB (Badan Keamanan Federal Rusia) untuk pengawasan dengan biaya mereka sendiri," ujar satu pernyataan di dokumen WikiLeaks tersebut.
"Fasilitas SORM dikembangkan dan digunakan di Rusia melalui kerja sama FSB, Kepolisian Rusia, dan para kontraktor pengawasan Rusia," tulis dokumen tersebut.
Spy Files berisi informasi dari tahun 2007 hingga Juni 2015, dan hanya membahas mengenai badan negara, bukan FSB secara spesifik.
Konten laporan itu, bukanlah hal baru untuk para ahli keamanan, sehingga tidak membuat mereka tertarik.
"Tujuan setiap negara adalah melindungi warganya dari para teroris dan kriminal," ujar Alexey Lukatsky Pakar Keamanan Siber.
"Sistem yang bekerja seperti ini berjalan di banyak negara, dan pelaksanaannya sesuai undang-undang yang berlaku di masing-masing tempat," ujar Lukatsky.
"Di Rusia, hal ini disebut sistem aktivitas pencarian operasional (SORM). AS juga ada sistemnya sendiri, begitu pula Inggris dan China," tambahnya.