Terpisah dari Rombongan, Pemuda Tegal Hilang di Gunung Slamet

Charis dilaporkan hilang saat dalam perjalanan turun dari puncak Gunung Slamet, bersama delapan rekannya.

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Sep 2017, 01:01 WIB
Tim SAR operasi mencari korban jatuh di jurang Gunung Slamet (Liputan6.com / Edhie Prayitno Ige)

Liputan6.com, Semarang - Pendaki hilang kembali terjadi di Gunung Slamet. Charis Munandar (23), seorang pendaki asal Pegirikan, Talang, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, dilaporkan hilang dalam pendakian di gunung tertinggi di Jawa Tengah, tersebut.

Kepala Basarnas Kantor SAR Semarang, Noer Isrodin Muchlisin mengatakan, Charis dilaporkan hilang saat dalam perjalanan turun bersama delapan rekannya.

"Ada rombongan sembilan pendaki yang naik pada Sabtu (23 September 2017), dengan dipandu warga setempat melalui jalur pendakian Guci," ucap dia, di Semarang, Senin (25/9/2017), dilansir Antara.

Rombongan itu dilaporkan turun pada Minggu pagi, 24 September 2017. Saat perjalanan turun, lanjut dia, kondisi lereng Gunung Slamet berkabut. Charis diduga terpisah dari rombongan saat perjalanan turun itu.

Rekan-rekan korban sempat mencari hingga Minggu siang, sebelum akhirnya mereka memutuskan untuk turun dan melapor ke petugas.

Saat ini, menurut Noer, anggota tim SAR Cilacap beserta rekan-rekan potensi SAR setempat masih melakukan pencarian terhadap pendaki hilang di Gunung Slamet tersebut.

Saksikan video pilihan berikut ini:

 


Jatuh ke Jurang, Pendaki Selamat

Pendaki asal Tegal jatuh ke jurang di Gunung Slamet setelah berlari dari puncak dan melalui jalur tak resmi. (Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Dua bulan sebelumnya, tim SAR gabungan berhasil mengevakuasi seorang pendaki asal Tegal, Makhfud (23). Makhfud yang merupakan santri Pondok Pesantren Al-Falah, Babakan, Tegal, dilaporkan tergelincir dan masuk jurang Bata Merah, sedikit di bawah kawasan Puncak Gunung Slamet, di batas vegetasi Gunung Slamet, Minggu pagi, 9 Juli 2017.

Komandan Taruna Tanggap Bencana, Heriana mengatakan, evakuasi berjalan sangat lamban lantaran sulitnya medan. Pasalnya, Makhfud jatuh ke jurang sedalam 20 meter yang masih berada di kawasan puncak gunung setinggi 3.428 meter di atas permukaan laut (mdpl) tersebut.

"Itu kan masih di kawasan puncak. Jadi jaraknya memang jauh juga dari base camp," tutur Heriana, Senin, 10 Juli 2017.

Kesulitan juga datang dari keterbatasan personel sejak kemarin. Itu sebabnya potensi SAR akhirnya dikerahkan untuk mengevakuasi Makhfud. Tercatat, yang bergabung dalam upaya tim evakuasi itu adalah SAR Purbalingga, Basarnas Pos SAR Cilacap, Tagana Purbalingga dan Banyumas, serta warga setempat dan personel TNI dan Polri.

"Peralatan pada awal evakuasi juga terbatas," ujarnya.

Heriana mengungkapkan, pendaki itu jatuh saat turun berlari dari puncak Gunung Slamet di jalur yang tak semestinya. Dia dan kelompoknya tidak melewati jalur resmi.

"Jatuhnya itu karena dia berlari di jalur yang tidak direkomendasikan," katanya.

Sebelumnya, Heriana menjelaskan, Makhfud mendaki Gunung Slamet bersama rekannya yang berjumlah tujuh orang dan bergabung dengan pendaki lain, sehingga jumlahnya sekitar 28 orang.

Rekan korban sudah berusaha menolong Makhfud saat terjatuh ke jurang, tapi tak bisa. Lantas, kelompok pendaki asal Tegal itu menghubungi Pos 1 jalur Bambangan dan meminta pertolongan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya