Liputan6.com, New York - Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Yong-ho menuding Presiden Amerika Serikat Donald Trump mendeklarasikan perang terhadap negaranya. Tak hanya itu, sang diplomat juga menyatakan bahwa Pyongyang memiliki hak untuk menembak jatuh pesawat pengebom AS.
Seperti dikutip dari BBC pada Selasa (26/9/2017), menurut Ri, upaya tembak jatuh bomber AS tersebut dapat berlaku bahkan jika pesawat itu tidak berada di wilayah udara Korut.
Pernyataan Ri tersebut adalah respons atas kicauan Trump di Twitter yang menyebutkan, "kepemimpinan Korut tidak akan bertahan lebih lama jika mereka terus melanjutkan retorika".
Baca Juga
Advertisement
"Seluruh dunia harus mengingat dengan jelas bahwa AS adalah pihak yang pertama kali mendeklarasikan perang terhadap negara kami," kata Menlu Ri kepada wartawan saat ia meninggalkan New York usai menghadiri Sidang Majelis Umum PBB ke-72.
Ditambahkannya, "Sejak AS mendeklarasikan perang melawan negara kami, kami punya hak untuk mengambil tindakan balasan, termasuk hak untuk menembak jatuh bomber AS bahkan ketika pesawat mereka tidak berada di wilayah udara kami".
Twit Trump yang memicu pernyataan keras Ri diposting setelah Menlu Korut itu menyampaikan pidato di muka Sidang Majelis Umum PBB pada Sabtu waktu setempat.
Dalam pidatonya Ri menggambarkan sosok Trump sebagai "orang sakit jiwa yang penuh dengan megalomania dalam sebuah misi bunuh diri".
Bukan Kali Pertama
Pernyataan Ri, bukanlah kali pertama di mana Korut menggunakan ungkapan "deklarasi perang" dalam kaitannya dengan AS. Namun, ini adalah yang terpanas dalam perang kata-kata belakangan.
Retorika keras Ri muncul dua hari setelah pesawat tempur AS terbang mendekati pantai Korut dalam upaya unjuk kekuatan.
Kendati demikian, Gedung Putih menyebut pernyataan Ri itu "tidak masuk akal". Pentangon pun angkat suara dengan memperingatkan Pyongyang untuk menghentikan provokasi.
"Jika Korut tidak menghentikan aksi provokasi mereka, kami akan memastikan bahwa kami akan memberikan pilihan bagi Presiden untuk menangani mereka," terang Jubir Pentagon Kolonel Robert Manning saat menanggapi pernyataan Ri.
Komentar pun datang dari Duta Besar China untuk PBB Liu Jieyi. Ia sampaikan, "Kami ingin semuanya tenang. Ini jadi terlalu berbahaya dan tidak seorang pun tertarik".
Stéphane Dujarric, Juru Bicara Sekjen PBB Antonio Guterres mengatakan, "Pernyataan yang berapi-api dapat memicu kesalahpahaman fatal. Solusi politik adalah satu-satunya jalan keluar".
Advertisement