Venezuela: Donald Trump Berlagak seperti Kaisar Dunia

Di hadapan Sidang Majelis Umum PBB ke-72, Donald Trump menyebut pemerintahan Venezuela sebagai rezim korup.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 26 Sep 2017, 10:35 WIB
Menteri Luar Negeri Venezuela Jorge Arreaza saat berpidato di hadapan Sidang Majelis Umum PBB ke-72 (AP)

Liputan6.com, New York - Menteri Luar Negeri Venezuela Jorge Arreaza menyebut Presiden Amerika Serikat Donald Trump berlagak bak "kaisar dunia". Pernyataan Arreaza yang disampaikannya di hadapan Sidang Majelis Umum PBB ke-72 tersebut mencuat setelah Trump meneken sebuah aturan pembatasan perjalanan yang memengaruhi sejumlah pejabat Venezuela.

"Seolah-olah ia adalah kaisar dunia, Presiden AS Donald Trump menggunakan podium ini, podium yang dibangun demi perdamaian untuk mengumumkan perang, menghancurkan total negara-negara anggota dan memaksa, mengancam serta menilai seakan-akan kekuasaannya absolut atas organisasi ini," ujar Arreaza seperti dikutip dari The Guardian pada Selasa (26/9/2017).

Sementara itu, saat berpidato di panggung yang sama tepatnya pada Selasa 19 September 2017, Trump terang-terangan mengecam pemerintahan Nicolas Maduro, Presiden Venezuela. Ia menggambarkan pemerintahan Maduro sebagai rezim korup.

Tak hanya itu, dalam kesempatan tersebut, Trump mengancam akan menghancurkan Korut sehancur-hancurnya jika AS dalam kondisi terdesak untuk membela diri dan sekutu-sekutunya.

Sebelumnya, mantan Presiden Venezuela Hugo Chavez pernah mengatakan bahwa podium PBB "bau belerang" setelah mantan Presiden George W. Bush berpidato di hadapan Sidang Majelis Umum PBB tahun 2006. Dan menurut Arreaza hingga saat ini ungkapan Chavez tersebut masih berlaku.

Negeri Paman Sam tidak menanggapi langsung pernyataan Arreaza.

Pemerintah Venezuela telah menghadapi kritik internasional sejak Mahkamah Agung negara itu menghilangkan Kongres yang dikuasai oposisi pada bulan Maret. Keputusan tersebut kemudian dibatalkan. Baru-baru ini, sebuah majelis konstitusional baru yang seluruhnya terdiri dari loyalis pemerintah berusaha mengejar lawan politik Maduro. Beberapa wali kota dan pemimpin oposisi dipenjara.

Puluhan ribu orang telah melarikan diri akibat krisis politik Venezuela. Inflasi tiga digit dan kekurangan makanan serta obat-obatan pun meluas. Perekonomian negara yang bergantung pada minyak itu "jatuh" setelah harga minyak dunia mulai terjun bebas pada tahun 2014.

Pemerintahan Trump menampar Venezuela dengan sanksi ekonomi yang lebih luas pada bulan lalu. Trump bahkan mengatakan bahwa ia tidak akan mengesampingkan tindakan militer terhadap negara tersebut.

Presiden Maduro sendiri telah merespons pidato Trump di Sidang Majelis Umum PBB. Ia menjuluki Trump "the new Hitler" atau "Hitler baru" di kancah perpolitikan internasional. Selain itu, Maduro juga menuding bahwa Trump mengancam membunuhnya.

Kementerian Luar Negeri Venezuela juga telah mengecam pembatasan perjalanan yang dirilis pemerintahan Trump. Mereka menyebutnya sebagai "terorisme politik dan psikologi".

Meski demikian, Venezuela tidak menutup pintu dialog dengan AS. "Untuk saat ini, memang tidak mungkin. Namun kemauannya ada di sana. Tapi saya tegaskan, jika mereka (AS) menyerang kami di area mana pun, kami akan meresponsnya dengan kuat demi membela tanah air kami, rakyat kami".

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya