Obama Tegur Keras Mark Zuckerberg Atasi Hoax di Facebook

Menurut seorang sumber, Barack Obama ternyata pernah membicarakan soal hoax di Facebook secara langsung dengan Zuckerberg.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 26 Sep 2017, 16:00 WIB
Presiden AS ke-44, Barack Obama menjadi pembicara dalam acara 4th Congress of Indonesian Diaspora di Kota Kasablanka, Jakarta, Sabtu (1/7). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden ke-44 Amerika Serikat Barack Obama sempat membicarakan bahaya mengenai kabar palsu atau hoax yang menyebar melalui Facebook kepada sang CEO Mark Zuckerberg.

Dalam laporan baru-baru ini, Obama menyebut kabar palsu itu mengancam kesalahan informasi politik yang serius. Menurut salah seorang sumber, ia mengingatkan Facebook agar lebih serius menangani masalah ini agar tak semakin buruk di pemilu selanjutnya.

Dikutip dari The Verge, Selasa (26/9/2017), peringatan Obama ternyata sudah diutarakan sejak lama, lebih tepatnya sembilan hari setelah Zuckerberg menyanggah Facebook berperan dalam kemenangan Donald Trump karena menjadi sarana penyebaran hoax.

Saat pembicaraan itu berlangsung, Zuckerberg mengakui memang ada masalah dengan berita palsu di platformnya. Akan tetapi, solusi untuk mengatasi masalah tersebut tak mudah dilakukan.

Sekadar informasi, Facebook dituduh turut bertanggung jawab atas kemenangan Donald Trump pada pemilu presiden Amerika Serikat beberapa waktu lalu. Banyak pihak menyebut, jejaring sosial itu kerap menjadi media penyebar hoax.

Facebook kini gencar melakukan sejumlah langkah untuk mengurangi hoax yang ada di platformnya. Langkah ini juga dilakukan pula untuk pengguna di Indonesia.

Awal tahun ini, jejaring sosial itu merilis sebuah perangkat edukasi untuk menangkal hoax. Menurut VP News Feed Facebook Adam Mosseri, perangkat ini berada di bagian atas News Feed pengguna Facebook.

Tak hanya itu, Facebook juga aktif mendorong sebuah inisiatif untuk melawan berita palsu atau hoax. Jejaring sosial itu dan perusahaan lain, akademisi, serta lembaga nonprofit menggelontorkan dana sebesar US$ 14 juta untuk program News Integrity Initiative. 

(Dam/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut: 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya