Liputan6.com, Klungkung - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) terus merekam aktivitas Gunung Agung di Bali, yang terus meninggi. Kepala PVMBG, Kasbani menjelaskan, hingga kini aktivitas gunung dengan ketinggian 3.031 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu belum menunjukkan tanda-tanda penurunan aktivitas.
"Aktivitas Gunung Agung masih tinggi. Gempa-gempa vulkanik masih terus terjadi," ucap Kasbani di Klungkung, Bali, Selasa (26/9/2017).
Menurut dia, aktivitas gempa tersebut menunjukkan aktivitas magma di perut gunung yang terletak di Kabupaten Karangasem, Bali, tersebut.
Baca Juga
Advertisement
"Gempa itu menunjukkan aktivitas magma Gunung Agung," ujar dia.
Dalam waktu 18 jam terakhir, Kasbani memaparkan, terjadi 456 gempa vulkanik. Sementara untuk gempa tektonik lokal sebanyak 20 kali.
"Sore tadi pukul 16.27 Wita, terjadi gempa tektonik lokal yang cukup besar 4,2 skala Richter. Di pos pengamatan gunung api di sini gempa itu sekitar 3-4 MMI," tutur Kasbani.
Sementara untuk posisi kantung magma masih di posisi seperti sebelumnya. Kendati begitu, menurut Kasbani, belum dapat dipastikan kapan Gunung Agung akan meletus.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Diperkirakan Lebih Dahsyat dari Sinabung dan Merapi
Aktivitas Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Bali, saat ini sudah memasuki fase kritis sejak ditetapkan dalam status Awas (Level IV), pada Jumat, 22 September 2017 pukul 20.30 Wita.
Terkait hal itu, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei menjelaskan, Gunung Agung telah dianalisis ukurannya sesuai indeks letusan atau Volcanic Explosivity Index (VEI). Terutama, memperkirakan seberapa dahsyat erupsi gunung tertinggi di Bali tersebut.
"Diperkirakan Gunung Agung besarannya 2 hingga 5 VEI," kata Willem, saat ditemui Liputan6.com di Pos Pengungsian GOR Suwecapura, Klungkung, Bali, Selasa (26/9/2017).
Willem menambahkan, perkiraan kekuatan letusan Gunung Agung melebihi Gunung Merapi dan Gunung Sinabung. "Sinabung itu VEI-nya 2, sedangkan Merapi 4," katanya.
"Bedanya 4 dengan 5 itu 10 kali. Jadi, kalau misalnya letusan Merapi itu indeksnya 4, di sini (Gunung Agung) diperkirakan 5," ucap Willem.
"Berarti besarnya indeks itu diperkirakan berpuluh-puluh kali lebih besar daripada Merapi. Seribu kali lebih besar daripada Sinabung," katanya.
Besaran indeks VEI Gunung Agung itu berdasarkan letusan pada tahun 1963. "Kita tidak tahu, Gunung Agung pada indeks berapa nanti," ujarnya.
Karena itu, para petugas Vulkanologi bekerja siang malam, 24 jam untuk mengamati aktivitas vulkanik Gunung Agung. "Sehingga kita bisa paham dan berbuat sesuatu," Kepala BNPB memungkasi.
Advertisement