5 Pemain yang Kariernya Hancur di MU

Beberapa pemain ini kariernya hancur bersama MU.

oleh Liputan6.com diperbarui 27 Sep 2017, 10:00 WIB
Ilustrasi logo Manchester United (Business of Soccer)

Liputan6.com, Jakarta- Manchester United (MU) tak dimungkiri merupakan klub terbesar dan tersohor di dunia lantaran banyak pemain yang sangat ingin main di sana. Namun nyatanya ada lima pemain yang kariernya justru hancur setelah perkuat tim itu. 

Bermain untuk Red Devils di Old Trafford memang memberi kesempatan kepada semua pemain untuk miliki karier yang wah. Tapi cerita itu semua bak khayalan saja untuk beberapa pemain.

Federico Macheda contohnya. Datang dari Lazio di usia 16 tahun, Macheda melakukan debut di Old Trafford setelah mencetak gol menit akhir lawan Aston Villa.

Akan tetapi kariernya di sana sangat miris. Dia tidak diberi kesempatan bagus bahkan setelah kepergian Tevez dan Ronaldo. Sang pemain justru jadi langganan pinjaman ke klub lain.

Macheda akhirnya meninggalkan United untuk Cardiff City pada 2014. Dari tahun 2008 sampai 2014, Macheda hanya berhasil tampil pada 19 pertandingan dan cuma cetak 4 gol untuk MU.

Nah selain Macheda ada lima nama lain yang kariernya hancur di MU. Siapa saja? Berikut daftarnya dikutip Sportskeeda:


5. Alan Smith

Manchester United's Alan Smith (L) (AFP PHOTO/CARL DE SOUZA)

5. Alan Smith

Alan Smith adalah salah satu pemain yang tidak akan menyerah bahkan jika berdarah karena cedera. Dia dikenal sebagai pekerja keras dan berani dan didatangkan United dengan harga £ 7 juta dari rival, Leeds United.

Secara tradisional, Alan Smith adalah pemain tengah yang kariernya hancur setelah Ferguson cuma menggunakannya untuk ban serep kapten Roy Keane. Smith sebenarnya merupakan striker dan memiliki waktu yang mengerikan setelah dimainkan pada posisi itu.

Dengan kepergian Van Nistelrooy ke Real Madrid, Sir Alex kemudian mengembalikan Alan Smith ke garis depan. Tapi, semuanya terlambat.

Dia hanya menyumbang tujuh gol dalam 61 pertandingan untuk Setan Merah dalam tiga tahun. Alan Smith terbukti menjadi contoh lain bagaimana perubahan posisi bisa menghancurkan karier pemain.


4. Shinji Kagawa

Gelandang Dortmund, Shinji Kagawa (REUTERS/Wolfgang Rattay)

4. Shinji Kagawa

Playmaker Jepang, Shinji Kagawa dikenal sebagai pemain Asia pertama yang mencetak hat-trick di Premier League. Namun, kepindahan ke United masih menjadi tantangan bagi gelandang berbakat tersebut.

Mahar 12 juta poundsterling untuk datangkannya dari Borussia Dortmund pada musim panas 2012, sejatinya dibuktikan baik olehnya. Namun perlahan tapi pasti permainannya tergerus.

Yang pertama dan terpenting adalah keputusan Ferguson untuk datangkan striker Belanda, Robin Van Persie. Itu otomatis menggeser Rooney ke peran no.10 di belakang mantan pemain Arsenal tersebut.

Perubahan posisi Rooney membuat Kagawa dimainkan di sayap dan alhasil langsung melempem. Namun, Kagawa terus memberikan semua yang dia bisa untuk tim.

Bersama Moyes, playmaker Jepang itu juga kalah saing oleh gelandang Spanyol, Juan Mata. Kagawa juga mengklaim David Moyes yang tidak mengandalkannya saat berada di Manchester United.

Alasan ini membuat dia bergabung kembali dengan klub lamanya Borussia Dortmund. Di sana dia kembali membuktikan dirinya sebagai bagian utama dari serangan Dortmund.


3. Jordi Cruyff

Anak Johan Cruyff yang juga mantan pemain sepak bola, Jordi Cruyff. (AFP/Lluis Gene)

3. Jordi Cruyff

Sebagai anak dari Johan Cruyff yang legendaris, Jordi tahu memiliki tugas berat untuk membuktikan dirinya setara dengan sang ayah. Pada tahun-tahun awal, Jordi Cruyff membuktikan mampu menjadi pemain kelas dunia dan memenuhi warisan ayahnya.

Ferguson datangkan Cruyff dalam kesepakatan £ 1,4 juta usai Euro 1996. Cruyff tiba pada saat Class of 92 mendominasi barisan United.

Awalnya, dia apik sebagai starter reguler pada bulan November tahun itu. Namun, cedera berulang membuatnya absen bersama tim untuk jangka waktu yang cukup lama.

Musim empat tahun Cruyff di MU ditandai dengan cedera. Selain itu, sang gelandang serang berjuang untuk menggeser posisi dari David Beckham dan Ryan Giggs yang sedang berada di puncaknya selama waktu itu.

Ini membuat peluang dia sangat terbatas. Cruyff membuat hanya 57 penampilan dan mencetak hanya 8 gol untuk Manchester United dari tahun 1996 sampai 2000.


2. Javier Hernandez

Javier Hernandez (EPA/Peter Powell)

2. Javier Hernandez

Banyak dari Anda akan membantah mengapa Chicharito berhasil masuk ke daftar ini. Tapi dia harus berada di sini mengingat cara MU memperlakukannya.

Chicharito memulai kariernya di MU dengan optimisme tinggi setelah mencetak gol kedua dalam kemenangan United 3-1 atas Chelsea di Community Shield. Pemain asal Meksiko itu merupakan bagian penting dari skuat United yang berakhir sebagai runner-up di Liga Champions 2011.

Namun, melihat grafik penampilannya, jelas bahwa ia tidak pernah diberikan kesempatan menjadi starter reguler setelah Van Persie datang ke klub. Namun, Chicharito terbukti menjadi pemain pengganti yang mengubah permainan berkali-kali bagi MU.

Penampilan terbaiknya adalah hat-trick versus Aston Villa saat United sukses comeback dengan kemenangan 3-2. Ia disebut-sebut sebagai The Next Ole Gunnar Solksjaer yang juga terkenal sebagai pengganti kartu as di United.

Namun, itu tag super-sub itu terbukti berpengaruh dalam kepergian Chicharito. Bahkan setelah tampil bagus, pemain depan asal Meksiko itu cuma jadi pilihan ketiga di belakang Wayne Rooney dan Robin Van Persie.

Untuk menambah kesengsaraannya, bos Belanda Louis Van Gaal meminjamkannya ke Real Madrid yang tidak terbukti berbuah. Bermasalah dengan kurangnya peluang, dia meninggalkan Old Trafford untuk bergabung dengan Bayer Leverkusen pada tahun 2015.

Chicharito sekarang bermain untuk West Ham United. Seorang pemain kalibernya pasti pantas mendapat yang terbaik dari Setan Merah selama bertugas di sana.


1. Bastian Schweinsteiger

Bastian Schweinsteiger (PAUL ELLIS / AFP)

1. Bastian Schweinsteiger

Der Kommander tiba dari Bayern Muenchen pada bulan Juli 2015 dengan harga £ 6,5 juta oleh Louis Van Gaal. Awalnya dia diharapkan jadi jawaban dari tak kreatifnya lini tengah tim. Sayang sekali hal itu tidak berjalan seperti yang diharapkan.

Pada musim pertamanya bersama MU, Schweini absen sepanjang paruh kedua karena cedera. Pada saat Van Gaal pergi, kedatangan Mourinho terbukti menjadi mimpi buruk. Bahkan di saat Fellaini tampil buruk, Mourinho memilih untuk membiarkan pergi Schweinsteiger.

Schweinsteiger akhirnya meninggalkan Old Trafford untuk Chicago di Amerika. Jika untuk kesempatan kedua, Basti juga bisa membuktikan dirinya sebagai legenda MU. Dia tampil hanya 18 kali dalam dua musim di Theater of Dreams.

Eka Setiawan

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya