Menko Luhut Dorong Proyek Infrastruktur Berkualitas dan Rapi

Menko Bidang Kemaritiman Luhut Pandjaitan sempat mengkritisi pembangunan jalan Tol Mandalika kurang rapi.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 27 Sep 2017, 17:14 WIB
Pekerja tengah mengerjakan proyek pembangunan infrastruktur di Jakarta, Senin (18/9). Upah riil buruh bangunan naik 0,41 persen dari Rp 64.674 pada Juli 2017 menjadi Rp 64.939 pada Agustus 2017. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Bandung - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan memperingatkan para kontraktor proyek-proyek infrastruktur di Indonesia untuk mengutamakan kualitas.

Dia mengaku tidak ingin proyek infrastruktur yang menjadi program percepatan pembangunan pemerintah bisa diselesaikan dengan cepat, tapi kualitasnya mengecewakan.

"Saya perlu garisbawahi, jangan sampai pekerjaan itu jelek. Contoh jalan tol laut di Bali itu, itu pekerjaannya jorok sekali, kabel di mana-mana. Kita ini bangsa bermartabat, kok, tidak rapi," kata Luhut di rapat koordinasi pemerintah pusat dan daerah di Bandung, Rabu (27/9/2017).

Pesan Luhut ini berkaitan dengan rencana pemerintah dalam membangun infrastruktur, khususnya di wilayah Jawa Barat. Saat ini ada beberapa proyek di Jawa Barat untuk mengurangi kesenjangan ekonomi wilayah utara dan selatan Jawa Barat.

Proyek ini antara lain jalan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan yang ditargetkan rampung pada 2019, Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi yang akan selesai 2019, Tol Serang-Panimbang yang akan selesai pada 2019, serta penyelesaian jalur lintas selatan Jawa yang akan sambung pada 2019.

Tidak hanya fasilitas jalan tol, proyek infrastruktur lainnya adalah Bandara International Kertajati, Bandara Citarete Sukabumi, PLTU Indramayu, PLTU Suralaya Merak-Banten, dan jalur kereta double track Jakarta-Sukabumi. Semua proyek ini akan selesai mulai dari 2019 hingga 2020.

"Dua tahun ke depan harapan kita pembangunan itu bisa diselesaikan. Dari apa yang kami lihat, semua seperti Kementerian PUPR sudah ada jadwal untuk lakukan itu, Kementerian Perhubungan juga, sudah sesuai bidang masing-masing, buat semua ini terintegrasi," tutur Luhut. (Yas)

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 


Tawarkan Proyek Infrastruktur ke-9 Negara

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, dia akan menawarkan 12 proyek strategis dalam pertemuan bilateral dengan sembilan negara di sela-sela Asia-Europe Meeting (ASEM) ke-4, yang berlangsung pada 26–28 September 2017. Kesembilan negara tersebut adalah Jepang, China, Polandia, Hongaria, Korea Selatan, Malaysia, Filipina, dan Singapura.

"Saya akan menawarkan investasi dalam pertemuan bilateral nanti. Proyek yang ditawarkan adalah Makassar New Port, Product Terminal 1 dan 2 Pelabuhan Kalibaru, Pelabuhan Kijing, Pelabuhan Sorong (Papua Barat), Kanal Cikarang-Bekasi-Laut (CBL), Pelabuhan Tanjung Carat, Bandara Kualanamu, Bandara Internasional Lombok, Kereta Api Makassar-ParePare, Light Rapid Transit (LRT) Bandung, dan Trem Surabaya," ucap Menhub Budi di Bali, Selasa, 26 September 2017.

Dalam skala khusus, Menhub akan bertemu dengan perwakilan dari Jepang untuk membahas beberapa proyek transportasi yang sedang berjalan ataupun dalam tahap perencanaan.

"Nanti dengan Jepang saya akan membahas perkembangan Pelabuhan Patimban, perkembangan Mass Rapid Transit (MRT), perkembangan Light Rapid Transit (LRT) dan High Speed Train Jakarta–Surabaya," ujar Menhub.

Adapun dengan Filipina, Menhub akan membahas vokasi/training pelaut Indonesia dan tindak lanjut kapal roro rute Bitung, Indonesia - Davao, Filipina.

Baginya, kualitas pelaut-pelaut Filipina sangat bagus. Oleh sebab itu, akan sangat baik sekali bila pelaut Indonesia mendapatkan pelatihan dengan negara Filipina. "Sedangkan untuk roro Bitung-Davao akan kita samakan persepsi agar rute tersebut dapat berlayar dengan terjadwal," ujar Menhub.

Untuk negara Tiongkok akan dibahas perkembangan proyek infrastruktur transportasi yang melibatkan Tiongkok hasil dari One Belt One Road (OBOR) yaitu infrastruktur di Sumatera Utara, Kalimantan dan Sulawesi Utara.

Sedangkan dengan beberapa negara lainnya akan dibahas isu Intelegent Tansport System dengan negara Korea, isu Non-Convention Vessel Standard (NCVS) dengan negara Malaysia, kerjasama transportasi udara dan laut dengan Singapura dan menawarkan proyek-proyek strategis transportasi dengan Hongaria dan Polandia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya