Liputan6.com, Jakarta - Si penerus generasi milenial yaitu Generasi Z ternyata lebih cenderung bersifat konsumtif. Inilah beberapa alasan yang melatarbelakanginya. Seperti ditulis di Swara Tunaiku, setiap harinya kita dijamu oleh miliaran isu yang belum jelas kebenarannya.
Menanggapi hal ini, masyarakat pun terbelah dalam beberapa kubu. Ada kelompok yang setuju dan adapula yang menolak. Tiap orang tentu punya pendapat sendiri-sendiri.
Namun, mengesampingkan isu tersebut benar atau bohong, hanya satulah yang sudah pasti kebenarannya. Yakni, waktu akan terus bergulir tanpa mempedulikan kebenarannya dan mustahil untuk dapat diputar kembali.
Baca Juga
Advertisement
Dan, bergulirnya waktu ini disertai dengan lahirnya generasi-generasi baru. Termasuk melahirkan Generasi Z. Bagi kamu yang lahir pada tahun 1996 hingga tahun 2000 dikenal dengan Generasi Z atau generasi internet.
Terlihat betapa nyamannya dirimu saat harus menikmati waktumu beriringan dengan kemajuan teknologi. Teknologi pun ada sejak internet lahir. Kamu merupakan sosok yang sejak kecil sudah bermain-main dengan gadget. Karenanya, ketika tumbuh dewasa, kamu menjadi pribadi yang melek teknologi.
Blogging, vlogging, ataupun bermain-main dengan internet sudah menjadi makananmu sehari-hari. Tanpa disadari kamu menjadi digital native. Sayangnya nih, minta Generasi Z ini terbelah dua di antara dunia internet dan dunia konsumtif! Sifat boros, hedon maupun konsumtif telah menjadi nama tengahmu.
Tak seru rasanya kalau tak belanja barang bermerek ataupun nongkrong cantik di mall yang lagi hits. Disadari atau tidak, kamu sudah menjadi korban dunia marketing yang tahu tren pasar dengan sempurna.
Kenyataan ini laiknya sebuah kesempatan emas untuk merangkul Generasi Z agar makin boros dengan menggunakan uang mereka untuk belanja. Apalagi nih, Generasi Z selalu aktif mengakses internet sekitar 3-5 jam tiap harinya.
Karena sering mengakses internet, Generasai Z mudah termakan iklan online berupa e-commerce maupun online shop. Ditambah lagi dengan adanya influencer yang begitu giat dalam mempromosikan produk-produk sponsor.
Siapa coba yang tak tertarik untuk berbelanja? Hingga akhirnya, kita pun bertanya-tanya mengapa ya Generasi Z merupakan generasi yang konsumtif?
Generasi yang mudah sekali terpengaruh
Saat informasi dan teknologi berubah dengan cepat, Generasi Z menjadi pribadi yang mudah sekali terpengaruh. Lebih-lebih jika suatu produk dipromosikan oleh olahragawan atau artis favorit para remaja.
Biasanya Generasi Z akan mengikuti akun media sosial dari para idola mereka. Sehingga mereka akan lebih mudah terpengaruh dan membeli produk yang di-endorse.
Besarnya kebutuhan untuk up-to-date
Salah satu sifat boros Generasi Z terlihat dari kebutuhan untuk selalu up-to-date dengan gadget ataupun barang elektronik. Mereka yang melek teknologi seolah-olah diharuskan untuk membeli produk gadget terbaru agar tak ketinggalan tren.
Meski mereka masih memiliki gadget yang layak pakai, tetap saja membeli gadget keluaran terbaru. Jangan sampai kalah up-to-date dengan teman yang lain. Berbeda kondisinya dengan Generasi Z yang paling tua.
Mereka yang kini telah berusia 21 tahun tak melulu harus mengikuti tren. Entah karena mereka sudah disibukkan dengan kuliah atau bekerja, mereka telah tumbuh menjadi young adults.
Dengan demikian, mereka bisa berpikir secara kritis san pandai memilih manakah yang baik dan buruk. Lalu, bagaimana nih dengan Generasi Z yang masih SD atau remaja? Adakah cara yang tepat untuk menghindarkan mereka dari perilaku boros atau konsumtif ini?
Simak video pilihan di bawah ini:
Pantau aktivitas mengakses internet
Ketika anak-anak sedang asik bermain smartphone, ada baiknya kamu selalu memantaunya ya. Pantaulah dengan hati-hati agar tak terlihat seperti seorang polisi galak. Apalagi jika kamu sampai membatasi mereka untuk mengakses gadget.
Takutnya nih, pengetahuan mereka akan dunia internet dan teknologi bisa jauh tertinggal dengan anak-anak Generasi Z lainnya. Solusinya adalah buatlah jadwal untuk memakai gadget atau smartphone. Sehingga selain main gadget, mereka tak akan lupa untuk berinteraksi sosial dan belajar.
Ajarkan anak perilaku hemat
Daripada boros, lebih baik menabung. Orangtua juga sebaiknya nggak memberi uang jajan terlalu besar terhadap si anak. Berikan saja secukupnya. Sebenarnya Generasi Z nggak salah dengan perilaku konsumtif atau boros tersebut. Perilaku mereka ini didorong oleh berbagai faktor luar.
Di dunia informasi dan teknologi yang serba cepat, memang sangat sulit untuk nggak tergoda dengan berbagai tawaran yang ada. Jadi, sebagai orangtua pun, harus pintar-pintar juga dalam membimbing anak. Terutama mereka yang lahir pada era internet sekarang ini.
Advertisement