Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menggelar Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) III 2017 bersama sejumlah Kementerian dan Lembaga (K/L) lainnya. Pada Rakornas tersebut, kementerian di bawah komando Arief Yahya itu melakukan beberapa Perjanjian Kerja Sama (PKS) yang digelar di Hotel Bidakara, Jakarta, pada 26 hingga 27 September 2017.
Terdapat empat perjanjian kerja sama dan Memorandum of Understanding (MoU) dengan 14 brand/industri mengenai co-branding Wonderful Indonesia atau Pesona Indonesia. Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata, Dadang Rizki Ratman, mengatakan penanda tanganan itu bentuk kerja sama sinergitas antara Kemenpar dengan para stakeholder pariwisata.
Advertisement
"Goal-nya menjadikan pariwisata sebagai leading sector perekonomian bangsa," kata Dadang. Lebih lanjut, Dadang menyebut, PKS tersebut sebagai upaya mengajak brand perusahaan besar, menengah, maupun kecil di seluruh Tanah Air untuk melakukan kolaborasi. Kolaborasi tersebut dalam rangka menyukseskan target 20 juta kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) pada 2019.
Pada penda tanganan pertama, Menteri Pariwisata, Arief Yahya, mewakili Kemenpar melakukan PKS dengan Plt Ketua LIPI, Bambang Subiyanto, terkait pengembangan teknologi kepariwisataan di Indonesia. Di bidang homestay desa wisata, Kemenpar juga melakukan perjanjian kerja sama dengan Sinar Deli dan PT Conwood Indonesia terkait pengembangan bahan baku rumah conwood menggunakan inovasi rumah dengan zero persen pemakaian kayu.
"Teknologi conwood sebagai salah satu pelestarian bagi lingkungan. Karena pemakaian kayu yang masif saat ini telah menyebabkan deforestasi mencapai sekitar 680 ribu hektare per tahun. Padahal, hutan Indonesia merupakan salah satu paru-paru dunia yang sangat diandalkan," ujar Dadang.
Di bidang kesehatan, Kemenpar juga melakukan kerja sama dengan Kementerian Kesehatan. Kedua kementerian tersebut siap berkoordinasi serta harmonisasi kebijakan dan program dalam pengembangan wisata kesehatan, peningkatan mutu wisaata kesehatan, pengembangan promosi wisata kesehatan, pemberdayaan masyarakat di lingkungan wisata kesehatan, serta pertukaran data dan informasi terkait pengembangan wisata kesehatan.
Di bidang pendidikan, Kemenpar melalui Badan Pelaksana Otorita Danau Toba yang diketuai Arie Prasetyo, melakukan kerja sama dengan Universitas Sumatera Utara. Perjanjian itu akan memberikan landasan bagi berbagai pihak, seperti penelitian, pendidikan dan pengabdian bagi semua pihak.
Tidak sampai di situ, Kemenpar juga menjalin kerja sama dengan 14 industri atau brand ternama di Indonesia untuk melakukan co-branding. Kerja sama itu untuk memperkuat brand bersama. Harapannya, brand Wonderful Indonesia dan Pesona Indonesia bisa semakin bersinar di dalam maupun luar negeri. Hingga saat ini sudah 41 brand yang telah melakukan MoU dengan Kemenpar.
Arief mengatakan, beberapa perjanjian kerja sama itu sebagai kolaborasi antara pemerintah dan industri pariwisata yang akan saling menguatkan satu sama lain.
"Inilah Indonesia. Inilah pariwisata Indonesia. Keindahan dan keberagaman tersebar di bawah satu naungan, Indonesia. Jika kita incorporated tentu kita akan jadi bangsa pemenang, " ucap Arief.(*)