Liputan6.com, San Juan - Presiden Amerika Serikat Donald Trump hendak mengunjungi Puerto Rico pada Selasa 3 Oktober 2017. Saat ini, teritorial AS itu luluh lantak usai Badai Maria yang menerjang pada 21 September lalu.
Trump juga berencana menyambangi US Virgin Island --salah satu teriotrial AS-- yang diterpa badai ganda bulan ini, yakni Irma dan Maria.
Situasi terkini memprihatinkan. Listrik padam di sebagian besar kedua kawasan. Para warga juga mengalami kelangkaan makanan dan air bersih. Demikian seperti dilansir VOA News Indonesia, Rabu (27/9/2017).
Hampir seluruh sarana publik dan pribadi di Puerto Rico hancur atau rusak berat oleh badai Maria.
Baca Juga
Advertisement
"Proses pemulihan akan lama dan sulit. Kita akan mengatasi ini bersama-sama," kata Trump.
Pemerintah federal telah menambah dana darurat untuk Puerto Rico untuk membantu membersihkan ribuan ton sampah yang tersebar di seluruh pulau itu.
Selain itu, prioritas utama otoritas di Puerto Rico adalah untuk memulihkan listrik, khususnya di fasilitas penting seperti rumah sakit dan bandara.
Puerto Rico Khawatir Resesi Ekonomi
Kekhawatiran warga muncul usai Badai Maria. Bencana alam dahsyat yang terjadi di tengah resesi ekonomi itu dinilai akan semakin menambah beban finansial Puerto Rico.
Akan tetapi, pemerintah setempat optimistis teritorial AS di Karibia itu akan bangkit usai badai. Gubernur Puerto Rico Ricardo Rossello mengatakan, "Bahwa warga Puerto Rico akan semakin kuat usai badai. Bersama, kita akan kembali melakukan pembangunan."
Saat ini, wilayah dengan Ibu Kota San Juan itu memiliki utang, usai pembangunan senilai US$ 73 miliar --fulus yang turut digelontorkan untuk mendirikan menara dan stasiun pembangkit listrik. Washington DC juga tengah memantau secara ketat arus finansial pemerintah otonomi Puerto Rico.
Menurut firma analisis Accuweather, rekonstruksi usai Badai Maria akan memotong anggaran pemerintah Puerto Rico senilai 10 persen dari total PDB sebesar US$ 101,3 miliar.
Advertisement