Liputan6.com, Bandung - Menteri Perencanaan Pembangun Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro menyatakan, saat ini Bappenas masih terus melakukan kajian tentang rencana pemindahan ibu kota dari Jakarta.
"Kita masih kajian, saat ini kita masih melakukan survei ke beberapa lokasi untuk melihat tingkat kesiapan maupun status dari wilayah-wilayah tersebut," kata Bambang ditemui di ITB, Kota Bandung, Rabu 27 September 2017.
Advertisement
Soal pemindahan ini, pemerintah tak harus membebaskan lahan untuk dijadikan pembangunan ibu kota baru. Sedangkan wilayah yang nantinya akan jadi lokasi pemindahan di antaranya melihat ketersediaan sumber daya air dan bebas dari bencana.
"Dari sejarah bisa kita lihat mana wilayah yang pernah terdampak banjir, kebakaran hutan, gempa bumi atau tanah longsor. Kita cari dari sekian banyak kemungkinan bencana tadi yang paling minim dan kemungkinannya nol," jelas Bambang.
Disinggung soal lokasi, Bambang mengatakan tetap fokus di luar Pulau Jawa. "Yang pasti kita mencari areal di atas 100 ribu hektare," imbuhnya.
Menurut Bambang, untuk membangun ibu kota baru yang ideal di Indonesia salah satu syaratnya yaitu perlu wilayah yang luas.
Ditargetkan kajian mengenai kemungkinan lokasi pemindahan ibu kota akan selesai tahun ini. "Tetapi kan ada kajian lanjutan seperti desain kota dan skema pembiayaan," ucap dia.
Contoh Negara Lain
Bambang juga telah mendata beberapa negara yang layak untuk dicontoh, dengan alasan geografi maupun demografi.
"Kita cukup surprise banyak negara yang memindahkan ibu kotanya. (Terbaru) ada Khazakstan. Ada juga Brasil, Nigeria, Myanmar," kata dia.
"Kemarin dari Seoul, mereka juga dalam proses memindahkan ibu kotanya ke Sejong," kata Bambang menambahkan.
Dari semua negara tersebut, Bambang mengatakan, Brasilia lah contoh yang paling baik. Karena pemindahan ibu kota itu sejak 1960-an, kini sudah mandiri.
Saksikan video menarik di bawah ini:
Advertisement