IDI Ancam Tarik Dokter dari Lebong, Warga Gantian Unjuk Rasa

Warga menilai ancaman IDI menarik dokter dari Kabupaten Lebong, Bengkulu, sudah bermuatan politis.

oleh Yuliardi Hardjo Putro diperbarui 28 Sep 2017, 14:32 WIB
Warga Kabupaten Lebong meminta kasus yang menimpa ketua DPRD Teguh Raharjo Eko Purwoto tidak dipolitisir (Liputan6.com/Yuliardi Hardjo)

Liputan6.com, Bengkulu - Ratusan warga Kecamatan Bingin Kuning, Kabupaten Lebong Bengkulu, menggelar aksi unjuk rasa di ibu kota Kabupaten Lebong, Muara Aman. Mereka menyesali ancaman Ikatan Dokter Indonesia (IDI) yang akan menarik seluruh dokter yang bertugas di kabupaten tersebut karena jelas akan merugikan masyarakat.

Massa yang tergabung dalam Solidaritas Masyarakat Lebong Indonesia (Somalia) itu menggelar orasi dan menggalang tanda tangan dukungan terhadap Ketua DPRD Lebong Teguh Raharjo Eko Purwoto yang dipojokkan karena dituding melakukan kekerasan terhadap salah seorang dokter berinisial IDE yang bertugas di RSUD setempat.

Korlap aksi Yoving DT mengatakan, jika semua dokter ditarik, yang akan rugi adalah masyarakat. Padahal, pihak Ketua DPRD itu sudah mengupayakan damai lewat perwakilan keluarga dokter IDE. Karena diduga ada pihak yang menunggangi kasus ini, upaya damai itu belum menemui kata sepakat.

"Kasus ini jelas sudah dipolitisir, jangan sampai kami yang rugi,"kata Yoving saat dihubungi di Lebong, Rabu, 27 September 2017.

Ketua Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (K-SPSI) Aizan Dahlan mengungkapkan, seharusnya IDI melihat persoalan ini secara jernih dan tidak asal main ancam. Jika ancaman dipaksakan, fungsi kemanusiaan yang diucapkan dalam pengambilan sumpah seorang dokter menjadi tidak berarti. Apalagi, dugaan kekerasan yang dilakukan oleh Ketua DPRD itu masih simpang siur.

"Harus diselesaikan dengan kepala dingin," ujar Aizan.

Keberadaan dokter internship saat ini sangat dibutuhkan untuk membantu masyarakat di wilayah terpencil, dan wilayah tertinggal. Para calon dokter atau masih dalam tahap magang harus melakukan pengabdian sebelum diangkat menjadi dokter. Jika tidak menjalankan proses pemagangan tersebut dengan baik, bukan tidak mungkin, pengangkatannya sebagai dokter menjadi terhambat.

"Coba IDI cek lagi status para calon dokter internship itu. Jika belum teregister sebagai dalam keanggotaan IDI, sebaiknya tidak terlalu ikut campur dalam kasus ini," lanjut Aizan.

Ketua Ikatan Dokter Indonesia Bengkulu Dr Syafriadi mengungkapkan, Ketua DPRD Lebong harus meminta maaf secara terbuka karena telah melakukan kekerasan terhadap dokter IDE. Jika tidak dilakukan, IDI tetap pada ancaman awal ingin menarik para dokter yang bertugas di Lebong.

"Sebaiknya dia minta maaf secara terbuka," kata Syafriadi.

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya