Pasokan Susut, Harga Minyak Dunia Bervariasi

Harga minyak dunia bervariasi dengan harga minyak West Texas Intermediate (WTI) menguat.

oleh Agustina Melani diperbarui 28 Sep 2017, 06:00 WIB
Ilustrasi Tambang Minyak (iStock)

Liputan6.com, New York - Harga minyak dunia bervariasi usai pasokan minyak secara tak terduga turun. Selain itu, kilang minyak kembali beroperasi usai terjadi Badai Harvey.

Harga minyak Brent tergelincir dari level tertinggi 26 bulan. Harga minyak Brent turun 54 sen atau hampir 1 sen menjadi US$ 57,90 per barel.Sementara itu, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik 26 sen atau 0,5 persen ke posisi US$ 52,14 per barel.

Persediaan minyak mentah turun 1,8 juta barel pada pekan lalu. Angka itu di bawah prediksi pasar sekitar 3,4 juta barel. Stok bensin secara mengejutkan naik, dan stok penyulingan minyak turun. Namun, produksi minyak mendukung harga minyak AS.

"Kenaikan harga minyak WTI seiring pulihnya produksi minyak di AS," ujar Abhishek Kumar, Analis Senior Interfax Energy Global Gas Analytics, seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (28/9/2017).

Sisi lain tingkat utilitas kilang minyak naik 5,4 persen menjadi 88,6 persen dari total kapasitas. Tingkat utilitas itu tertinggi sejak Badai Harvey. Kenaikan itu seiring fasilitas kilang kembali pulih.

Efek dari Badai Harvey dan Irma membuat permintaan berkurang. Ini berpotensi meningkatkan persediaan bensin sedangkan produksi minyak kembali berkat aktivitas penyulingan baru.

Selain itu, harga minyak juga didukung oleh pembatasan produksi minyak dari negara pengekspor minyak tergabung dalam the Organization of the Petroleum Exporting Countires (OPEC) dan produsen utama minyak lainnya.

Di sisi lain, produksi minyak mentah AS naik menjadi 9,55 juta barel per hari pada pekan lalu. Kondisi minyak mentah AS tertinggal dari minyak Brent di tengah kekhawatiran pertumbuhan produksi minyak AS dapat memicu kelebihan pasokan.

Minyak mentah AS pun semakin kompetitif di pasar. Ekspor minyak AS mencapai 1,5 juta barel per hari. "Melihat ekspor AS menghasilkan minyak mentah besar menimbulkan ancaman terhadpa tingkat premi Brent-WTI," kata Gene McGillian, Manajer Riset Tradition Energy.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya