RI Kirim 148.285 TKI dalam 8 Bulan, ke Mana Saja?

Penempatan TKI keluar negeri dibagi dalam dua sektor yaitu formal dan informal.

oleh Nurmayanti diperbarui 28 Sep 2017, 13:20 WIB
Kementerian Ketenagakerjaan terus berupaya mempersempit ruang pengiriman Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ilegal.

Liputan6.com, Jakarta Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) menempatkan 148.285 TKI ke sejumlah negara tujuan penempatan sepanjang Januari sampai Agustus 2017.  Para TKI tersebut tersebar di kawasan Asia Pasifik, Amerika, Timur Tengah dan Eropa.

Namun, menurut Kepala Bagian Humas BNP2TKI, Servulus Bobo Riti, bila dibadingkan periode Agustus 2016, sebenarnya turun 8.316 orang TKI dari total penempatan pada periode Agustus 2017 sebanyak 148.285 orang.

Adapun jumlah TKI yang ditempatkan di luar negeri pada periode Januari sampai Agustus 2016 mencapai angka 156.601 orang. Penurunan tersebut ditengarai karena faktor pertumbuhan ekonomi regional dan global yang lesu atau stagnan, sehingga permintaan tenaga kerja asing untuk mengisi sektor-sektor padat karya seperti pembangunan konstruksi agak menurun.

Servulus Bobo Riti menjelaskan, penempatan TKI keluar negeri dibagi dalam dua sektor yaitu formal dan informal. Sebagaimana data yang ada, dari total 148.285 TKI yang sudah ditempatkan, jumlah TKI yang bekerja di bidang formal mencapai 83.943 orang. Sedangkan TKI yang bekerja di bidang informal sebanyak 64.342 orang.

"Di lihat dari latar belakang pendidikan para TKI yang bekerja di luar negeri masih didominasi lulusan SD-SMP dengan besaran persentase mencapai 65%. Selebihnya beragam mulai dari tingkat SLTA hingga perguruan tiunggi yaitu diploma, sarjana, dan pasca sarjana," jelas dia dalam keterangannya, Kamis (28/9/2017).

Dari sisi gender, tenaga kerja dari Indonesia mayoritas perempuan yaitu sebanyak 93.641 perempuan. Presentase ini jauh lebih banyak daripada laki-laki yang hanya berjumlah 54.644 orang.

Berdasarkan skema penempatan, dari jumlah penempatan 148.285 orang, terbagi dalam skema Private to Private (P to P) sebanyak 119.266 orang, Re-entri sebanyak 19.712 orang, Perorangan/individu berjumlah 6.768 orang, Goverment to Government (G to G) (Pemerintah untuk Pemerintah) 2.408 orang.

Kemudian kepentingan perusahaan sendiri sebanyak 67 orang, dan TKI yang bekerja sebagai pelaut sebanyak 64 orang.

Tonton Video Pilihan Berikut Ini:

 


Negara Penempatan TKI

Adapun pusat data BNP2TKI mencatat sebanyak 5 daerah sumber TKI terbesar, yaitu Jawa Barat sebanyak 31.027 orang, Jawa Tengah sebanyak 29.394 orang, Jawa Timur 27.381 orang, Nusa Tenggara Barat 23.859 orang, Sumatra Utara 11.952 orang. 

Berdasarkan Kabupaten/Kota yaitu tertinggi Kabupaten Lombok Timur 10.621 orang, Indramayu 10.390 orang, Lombok Tengah 6.917 orang, Cirebon 6.408 orang, dan Cilacap 5.448 orang.

BNP2TKI juga mencatat negara-negara yang menjadi tempat persebaran TKI di luar negeri. Dari 26 negara yang paling banyak terdapat TKI, tercatat 10 negara terbesar untuk penempatan TKI yaitu Malaysia sebanyak 60.624 orang, Taiwan 48.737 orang, Hong Kong 9.687 orang, Singapore 11.175 orang, Saudi Arabia 10.006 orang.

Kemudian Brunei Darussalam 5.416 orang, Korea Selatan 4.266 orang, United Arab Emirates 1.937 orang, Oman 718 orang, dan Qatar 794 orang. Dari sekian banyak pekerjaan yang ada di luar negeri, terdapat 5 jabatan terbesar TKI, untuk Domestic workers 29.465 orang, Caregiver sebanyak 35.512 orang, Worker sebanyak 16.934 orang, Operator sebanyak 23.366 orang dan Plantation Worker sebanyak 22.334 orang.

Menurut Servulus Bobo Riti, dari sudut pandang dalam negeri, penurunan jumlah penempatan TKI pada periode Agustus 2017 tersebut menunjukan hal yang positif atas situasi perekonomian nasional Indonesia yang pertumbuhannya mencapai 5,3 persen.

“Artinya, perhatian besar Pemerintahan Presiden Jokowi pada bidang infrastruktur melalui berbagai mega proyek yang dibangun di seluruh tanah air, maka itu ikut menstimulus penyerapan tenaga kerja yang sangat besar. Dengan demikian, sekalipun penurunan jumlah penempatan TKI ke luar negeri hingga Agustus 2017 tidak terlalu besar jumlahnya, tetapi hal tersebut memperlihatkan hal positif dari sisi kepentingan nasional kita,” ujar dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya