Hore, Daya Saing RI Naik 5 Peringkat

Indonesia bahkan mendapat penghargaan sebagai negara Asia Pasifik dengan perbaikan terbaik selama satu tahun terakhir.

oleh Vina A Muliana diperbarui 28 Sep 2017, 16:45 WIB
Pekerja saat membangun tiang konstruksi pembangunan gedung di Jakarta Pusat, Senin (19/10/2015). Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2015 sebesar 4,85 persen. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia sukses mencatatkan prestasi di Daftar Daya Saing Global 2017 yang dirilis oleh World Economic Forum (WEF). Dalam daftar yang bertajuk Global Competitiveness Report tersebut, Indonesia mampu naik lima peringkat dari tahun lalu ke ranking 36.

Indonesia dinilai mampu memperbaiki performanya dalam semua pilar penilaian. WEF bahkan memberi penghargaan pada Indonesia sebagai negara Asia Pasifik dengan perbaikan terbaik selama satu tahun terakhir.

"Dari 17 negara Asia Timur dan Pasifik, 13 diantaranya bisa meningkatkan penilaian mereka secara keseluruhan. Indonesia dan Brunei Darussalam mencatatkan langkah terbesar selama satu tahun terakhir," tulis WEF dalam laporannya dilansir dari weforum.org, Kamis (28/9/2017).

Kenaikan posisi Indonesia di daftar bergengsi ini didorong dari ukuran pasar perekonomian yang besar. Indonesia menduduki peringkat 9 secara global dalam hal ukuran pasar.

Selain itu, kondisi makro ekonomi Indonesia juga dinilai kuat dengan berada di peringkat 26 secara global. Dalam hal inovasi dan kecanggihan bisnis, RI didapuk sebagai inovator teratas di antara negara berkembang lain di dunia.

"Indonesia berada di peringkat 31 dan 32 dalam inovasi dan kecanggihan bisnis," tulis WEF.

Meski demikian ada beberapa hal yang masih menjadi pekerjaan rumah pemerintah. Negara ini dinilai cukup jauh tertinggal dalam hal kesiapan teknologi.

Kemajuan yang signifikan juga dibutuhkan dalam sektor efisiensi pasar tenaga kerja. Indonesia dianggap masih terbebani dengan biaya redundansi yang berlebihan, fleksibilitas penguasaan upah yang terbatas serta kurangnya keterlibatan wanita dalam tenaga kerja.

Survei yang dikeluarkan oleh World Economic Forum tersebut dirilis satu tahun sekali dan memperlihatkan kompetensi suatu negara dalam bidang perekonomian.

WEF mengukur tingkat kompetensi perekonomian dari data dari beberapa pilar penilaian. Kondisi makro ekonomi, infrastruktur, kesehatan, pendidikan hingga kondisi tenaga kerja menjadi faktor yang diukur dalam laporan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya