Liputan6.com, Jakarta Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyatakan, erupsi Gunung Agung tidak akan mengganggu keberlanjutan pembangunan infrastruktur di Bali, guna persiapan menyambut pertemuan IMF-World Bank Annual Meetings di 2018.
Salah satunya pembangunan underpass di sekitar Bandara Ngurah Rai. Proyek ini ditujukan untuk memecah kemacetan yang biasanya terjadi di sekitar bandara internasional tersebut.
Menurut Basuki, dampak erupsi Gunung Agung tak signifikan karena pembangunan yang saat ini berlangsung untuk menyambut gelaran konferensi akbar tersebut lebih banyak terlaksana di Denpasar. Sedangkan jarak dari Gunung Agung yang terletak di Kabupaten Karangasem ke Denpasar cukup jauh.
Baca Juga
Advertisement
"Enggak (tidak mengganggu pembangunan). Ini kan jauh di Denpasar. (Pembangunan) Ini kan ke arah Denpasar, masih 2 jam ke Denpasar," ujar dia di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (28/9/2017).
Dengan demikian, lanjut dia, jangan beranggapan jika Gunung Agung meletus, maka akan mematikan seluruh aktivitas di Bali.
"Jadi Denpasar itu jauh, jangan sampai orang mengira Bali, oh semuanya (terdampak). Karangasem pun tidak semuanya, tapi kalau debunya kan bahaya. Tapi kalau laharnya cuma ke sini (tidak jauh dari Gunung Agung)," kata dia.
Selain itu, meski ada erupsi Gunung Agung, Basuki juga memastikan jika IMF-World Bank Annual Meetings yang akan digelar pada Oktober 2018 tetap berjalan sesuai berjadwal. "(Jadwal IMF-World Bank Annual Meetings) Tetap. (Arahan dari Presiden Jokowi?) Enggak ada, enggak dibahas itu," tandas dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Anggaran IMF-World Bank 2018 Capai Rp 1 Triliun
Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati sebelumnya menyatakan ada dampak positif bagi Indonesia dari perhelatan besar International Moneter Fund (IMF)-World Bank (Bank Dunia) Annual Meetings 2018 atau IMF-World Bank Annual Meetings di Nusa Dua, Bali pada 8-14 Oktober 2018. Anggaran yang akan digelontorkan untuk persiapan acara tersebut mencapai lebih dari Rp 1 triliun.
"Anggaran dari APBN sebesar Rp 810 miliar. Lalu co sharing dengan Bank Indonesia (BI), belum masuk ke sini (APBN) untuk venue sekitar Rp 280 miliar-Rp 300 miliar untuk event ini," kata Sri Mulyani di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (12/9/2017).
Lebih jauh ia menjelaskan, hotel akan beralih fungsi sementara menjadi kantor para delegasi, pemerintah, BI, IMF, Bank Dunia, dan peserta lainnya yang terdiri dari pelaku utama di sektor keuangan, CEO, bankir, pers, dan observer. Dengan begitu, yang mendulang keuntungan adalah masyarakat Indonesia, terutama Bali.
"Komputer-komputer yang digunakan setelah event ini pun nantinya akan dihibahkan ke sekolah-sekolah," ujar Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu.
Sri Mulyani mengaku, dana Rp 810 miliar yang dianggarkan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun depan bukan digunakan untuk membiayai perjalanan, penginapan para delegasi selama sepekan berada di Bali.
"Itu bukan untuk anggaran nginap mereka (delegasi). Mereka nginap bayar sendiri," ujar dia.
Dia menuturkan, pada Oktober saat acara besar itu berlangsung termasuk low season. Itu artinya, Sri Mulyani menambahkan, banyak hotel yang bersedia menawarkan kamar atau ruangan dengan harga diskon daripada harus kosong melompong.
"Jadi sudah full book semua hotel karena acara IMF-World Bank ini buat Oktober tahun depan. Bahkan harganya bisa dinaikkan sedikit, karena yang nginap orang kaya. Ini jadi tambahan penerimaan buat pelaku usaha, masyarakat, itu belum termasuk restoran dan lainnya lho," jelas Sri.
Tujuan lainnya, kata Sri Mulyani, pemerintah akan mempromosikan berbagai macam destinasi wisata Indonesia kepada 15 ribu-17 ribu peserta IMF-World Bank dari 189 negara. Dijadwalkan, ada 5.000 rapat selama penyelenggaran acara tersebut. "Kita akan promosikan destinasi wisata," ujar dia.
Advertisement