Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan mendatar pada perdagangan saham jelang tutup pekan. Pasalnya, sentimen pendorong IHSG masih minim.
"Kemungkin masih sideway," kata Analis PT Recapital Indonesia Kiswoyo Adie Joe kepada Liputan6.com, di Jakarta, Jumat (29/9/2017).
Belum ada sentimen yang menonjol baik dalam dan luar negeri. Menurutnya, saat ini pelaku pasar tengah menunggu sentimen di awal bulan yakni inflasi.
Kiswoyo memperkirakan IHSG di kisaran support 5.800 dan resistance 5.900. Saham pilihan Kiswoyo antara lain PT Lotte Chemical Titan Tbk (FPNI) dan PT Eagle High Platations Tbk (BWPT).
Baca Juga
Advertisement
Analis PT Indosurya Sekuritas William Suryawijaya memperkirakan IHSG berada pada support 5.813 dan resistance 5.927. Menurutnya, IHSG punya peluang menguat jelang tutup September.
"Tentunya rilis data perekonomian inflasi akan menjadi salah satu sentimen yang dinanti oleh investor, efek pergolakan nilai tukar juga memberikan sentimen terhadap pola gerak IHSG, potensi kenaikan masih terlihat cukup besar, IHSG hari ini berpotensi menguat," tukas dia.
Untuk diketahui, pada penutupan perdagangan saham, Kamis kemarin, IHSG turun 21,98 poin atau 0,37 persen ke posisi 5.841,04. Indeks saham LQ45 susut 0,65 persen ke posisi 969,15. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.
Ada sebanyak 158 saham melemah sehingga menekan IHSG. Sedangkan 155 saham menguat jadi menahan pelemahan IHSG. 124 saham lainnya diam di tempat. Pada Kamis pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.866,60 dan terendah 5.839,59. Transaksi perdagangan saham cukup ramai.
Total frekuensi perdagangan saham sekitar 321.698 kali dengan volume perdagangan 10,3 miliar saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 6,7 triliun. Investor asing melakukan aksi jual Rp 503,56 miliar di pasar reguler. Posisi dolar Amerika Serikat di kisaran Rp 13.508.
Secara sektoral, sebagian besar sektor saham tertekan kecuali sektor saham tambang naik 2,29 persen, sektor saham infrastruktur mendaki 0,05 persen dan sektor saham perdagangan menanjak 0,75 persen.
Sektor saham aneka industri susut 1,19 persen, dan catatkan penurunan terbesar. Disusul sektor saham barang konsumsi dan sektor saham manufaktur.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini: