Ini Alasan PLN Pilih Diesel untuk Terangi Wilayah Terpencil

PLN masih menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) untuk melistriki wilayah terpencil

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 29 Sep 2017, 10:15 WIB
Citizen6, Jambi: Petugas memeriksa mesin Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) di Desa Koto Lolo. (Pengirim: Agus Trimukti)

Liputan6.com, Jakarta PT PLN (Persero) terpaksa masih menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) untuk melistriki wilayah terpencil, karena pembangkit tersebut bisa mengalirkan listrik dengan cepat.

Direktur Pengadaan Strategis II PLN Supangkat Iwan Santoso mengatakan, untuk menerangi wilayah terpencil cepat, pembangkit yang hanya bisa digunakan adalah PLTD yang menggunakan bahan bakar minyak (BBM).

‎"Nggak, karena memang pulau terpencarjadi masih belum bisa pembangkit lain, karena kita ingin cepat,"‎ kata Iwan, di Jakarta, Jumat (29/9/2017).

Menurut Iwan, untuk mengurangi penggunaan BBM, PLN akan menerapkan sistem hybrid, yaitu mengkolaborasikan pembangkit diesel dengan pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT) ‎yang sesuai dengan potensi energi di wilayah masing-masing. Namun penerapan sistem tersebut membutuhkan waktu cukup lama, karena itu PLTD dibangun terlebih dahulu.

"Jadi memang paling bagus kearifan lokal. Jadi kalau ada EBT digabung solar, digabung angin atau apa. Terus baru diesel sebagai hybrid recananya ke sana, tapi kasihan masyarakat nunggu terlalu lama, jadi diesel dimasukkan dulu," jelas Iwan.

Iwan pun mengungkapkan, sebab PLN tidak memilih Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLT‎G) untuk melistrik pulau terpencil, karena biaya angkut gas jauh lebih mahal dan pasokannya belum pasti tersedia.

‎"karena ngangut gasnya lebih mahal, nanti dikombinasi dengan solar," tutup Iwan.

 


Jonan Minta PLN Kurangi Penggunaan BBM

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengingatkan kepada PT PLN (Persero) untuk mengurangi penggunaan pembangkit yang menggunakan Bahan Bakar Minyak (BBM). Ini untuk meningkatkan efisiensi sehingga harga listrik bisa terjangkau.

Jonan telah memberikan arahan kepada direksi PLN untuk melakukan efisiensi dalam berbagai hal. Beberapa bentuk efisiensi tersebut adalah dengan mengkaji ulang penggunaan energi primer pada pembangkit dan perawatan berkala infrastruktur kelistrikan.

"Saya sudah katakan, PLN harus melakukan efisiensi dalam semua kegiatan," kata Jonan.

Untuk penggunaan energi‎ primer pembangkit, sebaiknya PLN mengurangi pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) yang mengonsumsi BBM. Pasalnya, Biaya Pokok Produksi (BPP) pembangkit listrik tersebut cukup tinggi.

Menurut Jonan, pembangkit yang menggunakan BBM tersebut, seharusnya sudah bisa digantikan dengan pembangkit lain yang telah beroperasi dengan bahan bakar yang lebih murah, sehingga dapat menurunkan porsi BBM dalam bauran energi yang saat ini sekitar 6 persen.

"Harapan saya jangan 6 persen wong yang Commercial Operation Date (beroperasi) bertambah," ujar dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya