Liputan6.com, Jakarta Masing-masing pasangan biasanya memiliki kebijakan tersendiri, tentang seberapa banyak mereka pamer kemesraan di depan umum. Ada pasangan yang sekedar berangkulan saja sudah sungkan, tapi ada lagi yang bahkan tidak segan untuk berciuman.
Ternyata, ada landasan ilmiah tentang kenapa ada orang yang suka memamerkan kemesraan mereka di depan umum. Dalam studi yang diterbitkan dalam The Journal of Sex Research, para peneliti mencari tahu, apa yang mendorong seseorang untuk memamerkan kemesraan mereka secara intens.
Advertisement
Untuk studi ini, melansir Women's Health, Jumat (29/9/2017), peneliti merekrut 155 mahasiswi dan 194 mahasiswa. Mereka diminta untuk mengisi kusioner online, tentang pamer kemesraan di depan umum.
Di dalam kusioner ini, para partisipan diberi quiz yang oleh peneliti dinamanya "peformative making out (pertunjukan kemesraan)", yang adalah pamer kemesraan agar dilihat orang lain.
Hasil temannya: Walau kebanyakan orang tidak suka bermesraan di depan umum, 32 persen wanita, dan 37 persen pria dalam studi ini mengatakan, mereka pernah melakukannya.
Para peneliti juga mencari tema besar dari data tadi dan menemukan beberapa alasan menarik. Di antara para wanita, 55 persen orang mengatakan mereka bermesraan di depan umum untuk membuat orang lain cemburu. Lalu, 34 persen lainnya mengatakan, hal itu dilakukan untuk menunjukkan hubungan mereka, dan 30 persen lainnya, bermesraan di depan umum untuk meningkatkan citra mereka.
Untuk pria, pamer kemesraan lebih untuk mendongkrak citra mereka: 59 persen mengatakan itulah alasan utama mereka melakukannya. Tiga puluh delapan persen pria bermesraan di depan umum hanya untuk membuktikan kalau mereka bisa , dan 20 persen lainnya ingin memamerkan hubungan mereka.
Pengaruhnya pada Reputasi
Penelitian ini tidak berhenti hanya pada menemukan alasannya saja. Mereka juga menyingkap, bagaimana pameran kemesraan ini mempengaruhi reputasi seseorang.
Pria mengatakan, reputasi mereka meningkat (57 persen), dan hanya 14 persen yang mengatakan hal itu merusak imej mereka.
Namun sayangnya, hal ini berlaku sebaliknya bagi wanita. Bahkan, 39 persen wanita merasa, memamerkan kemesraan di depan umum memberi efek yang negatif terhadap reputasi mereka.
Riset ini juga menekankan, bagaimana kacaunya temuan ini. Menggarisbawahi, hasil temuan ini membenarkan masalah budaya yang sekarang ada, seperti standar double, selalu menyalahkan korban (victim blaming), dan melabeli wanita yang memamerkan kemesraan di depan umum sebagai wanita murahan (slut shamming).
Pada intinya, temuan ini menekankan, walau tidak semua orang nyaman untuk memamerkan kemesraan mereka di depan umum, bukan berarti mereka bisa menghakimi orang lain yang melakukannya.
Advertisement