Liputan6.com, Jakarta - Partai Golkar hari ini rencananya akan menggelar rapat pleno, yang salah satu agendanya membahas hasil temuan Tim Kajian Elektabilitas. Namun, Yorrys menyebut rapat pleno hari ini ditunda hingga Senin, 3 Oktober mendatang.
Hasil kajian tim yang dipimpin Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Polhukam) Partai Golkar Yorrys Raweyai ini adalah meminta Ketua Umum Setya Novanto menunjuk Pelaksana Tugas (Plt), sebagai pengganti jabatan sementara.
Advertisement
"Senin malam, pukul 19.00," ujar Yorrys di Jakarta, Jumat (29/9/2017).
Yorrys menjelaskan, alasan penundaan rapat pleno hanya karena masalah teknis. Itu karena, kata dia, hari ini juga akan ada penutupan rapat koordinasi (Rakornis) Partai Golkar.
"Teknis aja, ini hari masih ada penutupan Rakornis. Terus tadinya kan kita mau bikin nanti malam, tapi ternyata KK2 (Gedung Kura-kura) ruangan itu tiga hari lalu sudah di-booking oleh pembina, Pak Aburizal Bakrie mau bikin nobar (nonton bareng) G30 S/PKI. Ya, akhirnya ya sudah Senin aja," beber dia.
Yorrys menegaskan, penundaan rapat pleno tidak ada hubungannya dengan keputusan praperadilan Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto, yang akan dibacakan sore ini di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
"Praperadilan enggak ada urusan sama pleno, enggak ada pengaruhnya. Ini kan kita pleno, itu kan hanya menyampaikan rekomendasi yang sudah dibuat, dikaji oleh DPP," tegas dia.
"Kan putusan rapat itu kan harus menyampaikan ke ketua umum. Apa keputusan ketua umum, itu yang nanti disampaikan oleh ketua harian dan sekjen yang menjelaskan itu ke ketua umum. Jadi tidak ada pengaruh itu," dia melanjutkan.
Meski ada yang beranggapan penundaan rapat pleno karena menunggu keputusan praperadilan Novanto, Yorrys menegaskan, tidak ada masalah.
"Secara politis aja, semua pada bilang tungguin itu," kata dia. Terkait perlunya penunjukan Plt Ketua Umum Partai Golkar, Yorrys beralasan, itu karena elektabilitas partainya turun beberapa waktu terakhir. Karena itu, butuh pemimpin yang fokus mengatasi kondisi ini.
"Penurunan ini perlu untuk disikapi. Nah, kepada ketua umum, karena untuk menyikapi ini kan perlu orang fokus tetap hadir. Sementara, ketua umum kan masih sakit, kita kan enggak tahu sakitnya sampai kapan, maka perlu dia yang harus menunjuk Plt. Yang bisa me-manage organisasi sampai dengan dia sembuh," tandas Yorrys.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Setya Novanto Masih Dirawat di Rumah Sakit
Ketua Umum Patai Golkar Setya Novanto hingga hari ini masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Premiere Jatingera, Jakarta Timur.
Novanto menderita sejumlah penyakit, hingga Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) urung memeriksanya sebagai tersangka kasus e-KTP.
Sementara, Pengadilan Negeri Jakarta Selatan hari ini akan memutuskan sidang praperadilan yang diajukan Setya Novanto, atas penetapan tersangka dalam kasus e-KTP.
Advertisement