Liputan6.com, Jakarta Indonesia masih dihadapkan pada tiga masalah fundamental yaitu kemiskinan, ketimpangan sosial dan pengangguran. Bahkan saat ini jumlah penduduk miskin di Indonesia sama dengan total penduduk Australia.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengungkapkan, saat ini tingkat kemiskinan Indonesia masih sebesar 10,64 persen. Meski secara persentase angka tersebut merupakan yang terendah yang pernah dicapai, jumlah penduduk miskin tersebut masih setara dengan 27,77 juta jiwa.
"Dan angka ini sama dengan seluruh penduduk Australia. Jadi kita masih menghadapi masalah dari jumlah penduduk miskin yang relatif besar," ujar dia di Kantor Pertamina Pusat, Jakarta, Jumat (29/9/2017).
Baca Juga
Advertisement
Kemudian dalam hal ketimpangan sosial juga masih kurang baik. Data terakhir, pada 2017 ini gini rasio Indonesia masih sekitar 0,393, atau turun sedikit dibandingkan 2016 yang sebesar 0,397.
"Gini rasio kita masih di kisaran 0,4. Kalau dilihat dari ekonomi pembangunan, itu warning akan besarnya indeks ketimpangan antar kelompok pendapatan di suatu negara," kata dia.
Sementara itu, untuk pengangguran, meski terus turun dengan angka pada 2015 sebesar 5,81 persen, di 2016 sebesar 5,5 persen dan pada 2017 menjadi 5,33 persen, hal ini bukan jaminan jika masyarakat sudah bisa mendapatkan pendapatan yang layak.
"Pengangguran juga lumayan dengan 5,3 persen, dan itu pengangguran terbuka. Definisinya sangat luas karena orang bekerja 1 jam sehari di sektor informal sudah dianggap bekerja. Dan tentu bukan itu tenaga kerja berkualitas yang kita harapkan, apalagi oleh sektor industri," jelas dia.
Meski demikian, lanjut Bambang, permasalahan ini bukan tidak bisa diatasi. Menurut dia, ketiga hal tersebut bisa diatasi jika sektor industri manufaktur di dalam negeri bisa berkembang dengan baik.
"Jadi ekonomi harus tumbuh. Ekonomi kita bisa tumbuh tinggi saat bertumpu pada industri manufaktur, bukan pada sumber daya alam. Industri kita adalah industri pengolahan yang berbasis sumber daya alam. Jadi bagaimana menciptakan nilai tambah dari sumber daya alam yang ada di Indonesia, seperti sawit, karet, sampai hasil tambang. Dan supaya bisa tumbuh, kita harus fokus pada investasi," tandas dia.
Tonton Video Pilihan Berikut Ini:
Dipuji Bank Dunia
Bank Dunia (World Bank) sebelumnya memuji kemampuan Pemerintah Indonesia untuk menurunkan angka kemiskinan. Maka, tak heran jika Indonesia sering menjadi percontohan bagi negara lain.
World Bank Group Vice President and Corporate Secretary, Yvonne Tsikata, mengaku kagum angka kemiskinan di Indonesia turun drastis dalam satu dekade belakangan. Sayang, Yvonne tak merinci penurunan angka yang dimaksudnya dalam satu dekade tersebut.
"Dalam satu dekade, kemiskinan turun lebih setengahnya di sini, meski masih banyak yang perlu dibenahi. Ini capaian luar biasa," ucap Yvonne di sela Rapat Koordinasi Panitia Nasional Persiapan Pertemuan Tahunan International Monetary Found-World Bank Group Tahun 2018 di Nusa Dua, Jumat (25/8/2017).
Atas capaian itu, wajar jika dunia paling sering membahas kinerja Pemerintah Indonesia dalam menekan angka kemiskinan. Juga, bagaimana Indonesia melakukan pembangunan yang cukup pesat di kawasan juga menjadi bagian hal yang paling sering didiskusikan. "Cerita pembangunan Indonesia dan kawasan sangat menonjol," paparnya.
Menurutnya, hal wajar apabila Indonesia dijadikan proyek percontohan bagi rencana pembangunan yang seiring dengan pengentasan kemiskinan. Atas hal itu, Yvonne menilai banyak hal yang perlu dipelajari oleh negara lain dari Indonesia.
Pada saat sama, Yvonne mengatakan jika Indonesia masih sangat berpotensi meningkatkan pendapatan masyarakatnya menjadi lebih tinggi. Ia melihat kinerja Pemerintah Indonesia yang mengarah ke situ. Selain itu, terdapat unsur-unsur di mana cita-cita itu bisa terealisasi.
Advertisement