Sebut AS Sekutu Filipina, Duterte Tunjukkan 'Sisi Lembutnya'

Dulunya antipati ke AS, kini Duterte bersikap lebih lunak. Teranyar, ia menyebut Negeri Paman Sam adalah sekutu penting Filipina.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 29 Sep 2017, 17:03 WIB
Menlu AS Rex Tillerson saat bertemu dengan Presiden Rodrigo Duterte di Manila (AP Photo/Bullit Marquez)

Liputan6.com, Manila - Presiden Filipina Rodrigo Duterte (72) dikabarkan mengubah pandangannya terhadap Amerika Serikat. Setelah terang-terangan menunjukkan antipatinya, kini Duterte menyebut Washington sebagai sekutu keamanan terpenting Manila.

Dalam pidatonya pada peringatan ke-116 perang Amerika-Filipina, Duterte "membantah" sendiri retorika-retorika kerasnya terhadap AS.

"Saya dinasihati oleh Kementerian Luar Negeri untuk melunakkan bahasa saya dan menghindari kata-kata kasar, yang cenderung saya lontarkan ketika sedang emosional," ujar Duterte seperti dikutip dari Russia Today pada Jumat (29/9/2017).

"Saya tidak akan mengatakan bahwa mereka adalah penyelamat kita, tapi mereka adalah sekutu kita dan mereka membantu kita. Bahkan sampai hari ini, mereka menyediakan peralatan penting bagi pasukan kita di Marawi untuk memerangi terorisme," imbuhnya.

Duterte mulai menunjukkan sisi lembutnya ke AS sejak Agustus lalu ketika ia bertemu dengan Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson. Kala itu, ia menyebut Washington sebagai "teman yang rendah hati".

Namun, tiga pekan setelahnya, ia kembali menyebut AS "menjijikkan".

"Tidak akan pernah ada waktu di mana saya pergi ke AS selama saya menjabat, atau bahkan setelahnya. Saya telah melihat Amerika dan itu menjijikkan," ungkap Duterte pada akhir Juli.

Duterte yang merupakan mantan Wali Kota Davao dicap sebagai sosok yang "temperamen" sejak awal ia menduduki tampuk kepemimpinan tertinggi di negeri itu. Pada September 2016, ia sempat melabeli Presiden ke-44 Barack Obama sebagai "son of a bitch" setelah Obama mengungkapkan keprihatinannya atas perang melawan narkoba yang dipimpinnya.

Presiden Filipina itu dinilai memiliki hubungan yang lebih positif dengan Donald Trump. Sekali waktu, Duterte pernah mengatakan bahwa Trump tak mungkin menjadi miliarder kalau dia bodoh.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya