Liputan6.com, Jakarta - Tak semua orang mau mengeluarkan uang untuk bermain gim online di konsol. Hal ini dianggap sebagai cara produsen untuk mendapat uang lebih banyak. Untuk mengatasinya, Sony membuat layanan PlayStation Plus pada 2010.
Dilansir dari Twinfinite, Senin (2/10/2017), PlayStation Plus merupakan layanan opsional di mana gamer membayar sejumlah uang untuk berlangganan.
Baca Juga
Advertisement
Salah satunya adalah diskon gim besar-besaran, akses spesial memainkan gim baru, dan sejumlah penawaran lainnya. Meski begitu, PlayStation Plus menuai banyak kritik saat baru dirilis karena dianggap menguras uang.
Baru saat PlayStation 4 diluncurkan pada 2013, layanan ini semakin menjamur. Ini karena beberapa studio gim menggratiskan sejumlah gim ternama, seperti Just Cause 3, Until Dawn, dan Metal Gear Solid V: Phantom Pain.
Model bisnis ini terbilang cukup menarik, mengingat satu gim saja dijual lebih dari Rp 300 ribu jika tidak menggunakan PlayStation Plus. Karena hal inilah, jumlah pelanggan PlayStation terus bertambah hingga mencapai 26,4 juta pengguna sampai Maret 2017.
Sekarang tinggal masalah Sony untuk menjaga kepercayaan gamer pada layanan PlayStation Plus ini. Apalagi mereka harus bersaing keras dengan layanan serupa dari Microsoft, yaitu Xbox Live Gold.
(Theofilus Ifan Sucipto/Cas)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: