Tewas Dieksekusi, Ini Kisah Nahas 'James Bond' Asli

Reilly menceritakan kisah yang berbeda-beda mengenai hidupnya kepada orang lain. Ia mengaku pastor Irlandia, atau keturunan Rusia.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 01 Okt 2017, 08:24 WIB
Sidney Reilly menjadi legenda dalam dunia spionase (Wikipedia)

Liputan6.com, Moskow - Mata-mata antikomunis Sidney Reilly ditahan oleh orang Soviet pada 27 September 1925, dan ditembak mati kemudian. Meski kehidupan Reilly masih menjadi misteri, satu hal yang pasti mengenai dia adalah memiliki hubungan erat dengan Rusia dari lahir hingga upayanya membunuh Vladimir Lenin.

Dikutip dari laman RBTH Indonesia, Sabtu (30/9/2017), Reilly diketahui sebagai agen Badan Layanan Rahasia (cikal bakal MI6) yang diduga menginspirasi Ian Fleming dalam menciptakan karakter fiksi James Bond. Reilly punya ikatan erat dengan Rusia, dan mendedikasikan hidupnya untuk mengalahkan rezim yang mulai berkuasa sejak 1917 meski sayangnya, ia gagal.

Ia membenci komunisme. Hal tersebut menjadi salah satu dari sedikit hal diketahui tentang hidupnya. Bahkan, tidak ada yang tahu di mana ia lahir dan bagaimana ia menjadi warga negara Inggris.

Orang dengan Banyak Nama

Reilly menceritakan kisah yang berbeda-beda mengenai hidupnya kepada orang lain. Ia mengaku pastor Irlandia, atau keturunan keluarga bangsawan Rusia -- tergantung dengan siapa ia berbicara.

Meski begitu, para sejarawan setuju bahwa Reilly lahir pada 1873 dari sebuah keluarga Yahudi di Odessa, atau di suatu tempat di Ukraina Barat.

Nama keluarga aslinya adalah Rosenblum, sedangkan namanya sendiri masih menjadi misteri . Sumber berbeda mengatakan, ia bernama Semyon, Sigmund, atau Georgi.

Pada tahun 1896, Tuan Rosenblum sampai di London, di mana ia menikahi wanita Irlandia dan mengganti identitasnya menjadi Sidney Reilly.

Agen Ganda

Pencatat biografi Reilly masih memperdebatkan apakah ia sudah menjadi mata-mata Inggris sebelum Revolusi Bolshevik pada Oktober 1917.

Ada yang mengatakan bahwa Reilly memulai karirnya di Badan Layanan Khusus Inggris pada 1890-an, namun sejarawan Andrew Cook (penulis buku Mata-mata Jagoan: Kisah Sebenarnya Sidney Reilly), mengatakan bahwa sang mata-mata berbohong dan sebenarnya adalah con artist yang bekerja hanya untuk keuntungan diri semata.

Seperti yang dikatakan para sejarawan, Reilly tidak dapat dipercaya -- ia dilaporkan memata-matai baik Inggris mau pun Jepang pada Perang Rusia-Jepang (1904-1905).

Ketika tinggal di Rusia pada 1906, pada saat yang bersamaan ia terlibat dalam lingkaran orang-orang revolusioner. Bahkan Rusia turut bekerja untuk badan intelijen Inggris dan Kekaisaran Rusia.

Sementara melakukan apa pun yang ia bisa, Reilly tidak pernah lupa untuk mengambil pundi-pundi yang ada karena ia menyukai gaya hidup glamor, wanita, dan judi.

"Kami menganggapnya tak dapat dipercaya dan tidak cocok untuk bekerja sebagai mata-mata," ujar salah seorang agen Badan Layanan Rahasia pada awal Perang Dunia I.

 


Misi ke Rusia

Meski begitu, sang agen memenangi hati Winston Churchill dan Mansfield Cumming (pemimpin pertama Badan Layanan Rahasia). Para pemimpin Inggris menganggapnya karismatik, berani, dan bagus kerjanya. Jadi, pada tahun 1917 Reilly dikirim ke Rusia, negara yang selalu membuatnya tertarik.

Hidup di Rusia dalam penyamaran, ia mampu merekrut beberapa agen ganda. Selain itu, entah bagaimana Reilly mampu mendapat sertifikat Cheka (badan intelijen Bolshevik). Sehingga ia memiliki akses masuk ke Kremlin. Ia memutuskan bahwa cara terbaik untuk mengalahkan Bolshevik adalah membinasakan partai dan membunuh pemimpin-pemimpinnya: Lenin dan Leon Trostky.

Komplotan yang Tak Berhasil

Bersama dengan agen Inggris lainnya, Reilly merencanakan sebuah serangan. Resimen Latvia, yang melindungi pemimpin-pemimpin partai, diperkirakan akan memutar balik senjatanya ke arah Bolshevik. Pemimpinnya, Eduard Berzin, menjanjikan hal itu dan dibayar 1,2 juta rubel oleh Inggris.

Masalahnya, Berzin sama sekali tidak berniat menghancurkan Bolshevik -- ia bertindak sebagai provokator, sesuai perintah Cheka. Setelah Berzin mengambil banyak uang dari para agen Inggris, pemerintah Soviet menemukan niat jahat Inggris dan menghancurkan kedutaan besarnya. Reilly lalu kabur ke Eropa.

Kunjungan Terakhir

Tak kenal lelah, Reilly melanjutkan upayanya untuk menggulingkan Soviet. Ia menghabiskan berbulan-bulan pada 1918 di utara Rusia, di mana Tentara Putih yang anti-Bolshevik berpusat, dengan mencoba meyakinkan London untuk membantu para tentara secara ekonomi dan militer. Namun upaya-upaya ini berujung percuma. Tentara Putih kalah, dan Reilly kembali kabur.

Pada September 1925, Reilly menyeberangi perbatasan Uni Soviet-Finlandia untuk bertemu dengan jaringan antikomunis dari organisasi bernama Trust. Nyatanya, organisasi tersebut palsu, diciptakan oleh OGPU (penerus Cheka) untuk menjebak musuh-musuh Uni Soviet dari luar negeri.

Reilly, kendati licik dan berpengalaman, terkena jebakan tersebut bersama dengan musuh-musuh Soviet lainnya. Ia dieksekusi di sebuah hutan di dekat Moskow pada November 1925.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya